Dalam artikelnya yang berjudul The Personality Characteristics of the Japanese People, Paula I. Nielsen mengatakan bahwa orang Jepang memiliki karakteristik positif dan tertib dalam berperikehidupan. Karakteristik umum orang Jepang bisa dilihat pada saat terjadi bencana tsunami 11 Maret 2011 lalu. Sebagian besar warga negeri samurai ini benar-benar dihadapkan pada situasi paling buruk dalam hidupnya. Harta benda dan keluarganya habis tergulung ombak berketinggian lebih dari 10 meter. Namun demikian, bencana alam paling mencekam dalam 25 tahun terakhir ini tidak membuat mereka terpuruk berkepanjangan. Hari ini mereka telah bangkit dari keterpurukan itu.
Karakteristik Orang Jepang
Secara umum bangsa Jepang bisa dikatakan sebagai figur-figur yang ulet dalam menangani pekerjaan, tertib dalam menata diri, bijak dalam memperlakukan alam, gemar membantu sesama, sabar, jujur, cerdas, terdidik, optimistis, dan pekerja keras.
Di samping dikenal akan kesantunannya, orang Jepang juga sangat kental integritasnya. Mereka sangat mengedepankan budaya malu berbuat cela. Kita tentunya sudah menyaksikan melalui media cetak maupun media elektronika bagaimana seorang menteri perhubungan yang langsung mengundurkan diri dari jabatannya karena terjadi kecelakaan kereta api.
Prinsip hidup orang Jepang berdiri di atas falsafah menghindari rasa malu. Dan rasa malu itulah yang menjaga kehormatan dirinya. Perhatikan bagaimana mereka benar-benar patuh dan tertib dalam berlalu lintas. Demikian pula dalam prilaku kemasyarakatan lainnya. Setelah digulung habis tsunami, tidak terdengar ada kasus penjarahan toko makanan atau toko pakaian. Mereka benar-benar mengedepankan budaya malu.
Masyarakat Jepang rela berkorban demi membantu sesama. Kepentingan bersama di atas segala-galanya; jauh melebihi kepentingan pribadi atau golongan.
Kesopanan merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Dalam berbahasa mereka senantiasa menyesuaikan dengan lawan bicaranya. Seperti halnya Bahasa Jawa, dalam Bahasa Jepang pun dikenal tingkatan bahasa. Bahkan bukan hanya secara lisan saja, dalam berbahasa tubuh pun terdapat aturan dan ketentuannya. Mereka juga sangat anggun dalam menyamarkan ekspresi emosinya.
Adat dan Tradisi
Adat dan tradisi masyarakat Jepang berakar pada agama Shinto yang dianut sejak lama. Shinto mengajarkan nilai-nilai moral seperti penghormatan kepada leluhur, peduli kebersihan, mengedepankan perdamaian. Kerabat yang telah meninggal, secara berkesinambungan dihormati oleh keturunan mereka.
Orang tua dan kakek-nenek menempati kedudukan paling terhormat dalam silsilah keluarga. Keluarga Jepang akan tinggal serumah dengan orang tua dan kakek-nenek mereka. Mereka ikhlas dan rela merawat orang tua dengan tangannya sendiri daripada menitipkannya di panti jompo.
Itulah sekelumit informasi tentang karakter, budaya, dan tradisi masyarakat Jepang. Semoga kalian yang sedang menjalin hubungan asmara dengan warga negeri kaum samurai ini sedikit bisa memahami mengenai prilaku yang harus disesuaikan dengan kehidupan masyarakat di sana. Lebih-lebih jika kamu kelak diajak bermukim di negara Kaisar Akihito tersebut.
[tipsmencarijodoh.com]
Karakteristik Orang Jepang
Secara umum bangsa Jepang bisa dikatakan sebagai figur-figur yang ulet dalam menangani pekerjaan, tertib dalam menata diri, bijak dalam memperlakukan alam, gemar membantu sesama, sabar, jujur, cerdas, terdidik, optimistis, dan pekerja keras.
Di samping dikenal akan kesantunannya, orang Jepang juga sangat kental integritasnya. Mereka sangat mengedepankan budaya malu berbuat cela. Kita tentunya sudah menyaksikan melalui media cetak maupun media elektronika bagaimana seorang menteri perhubungan yang langsung mengundurkan diri dari jabatannya karena terjadi kecelakaan kereta api.
Prinsip hidup orang Jepang berdiri di atas falsafah menghindari rasa malu. Dan rasa malu itulah yang menjaga kehormatan dirinya. Perhatikan bagaimana mereka benar-benar patuh dan tertib dalam berlalu lintas. Demikian pula dalam prilaku kemasyarakatan lainnya. Setelah digulung habis tsunami, tidak terdengar ada kasus penjarahan toko makanan atau toko pakaian. Mereka benar-benar mengedepankan budaya malu.
Masyarakat Jepang rela berkorban demi membantu sesama. Kepentingan bersama di atas segala-galanya; jauh melebihi kepentingan pribadi atau golongan.
Kesopanan merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Dalam berbahasa mereka senantiasa menyesuaikan dengan lawan bicaranya. Seperti halnya Bahasa Jawa, dalam Bahasa Jepang pun dikenal tingkatan bahasa. Bahkan bukan hanya secara lisan saja, dalam berbahasa tubuh pun terdapat aturan dan ketentuannya. Mereka juga sangat anggun dalam menyamarkan ekspresi emosinya.
Adat dan Tradisi
Adat dan tradisi masyarakat Jepang berakar pada agama Shinto yang dianut sejak lama. Shinto mengajarkan nilai-nilai moral seperti penghormatan kepada leluhur, peduli kebersihan, mengedepankan perdamaian. Kerabat yang telah meninggal, secara berkesinambungan dihormati oleh keturunan mereka.
Orang tua dan kakek-nenek menempati kedudukan paling terhormat dalam silsilah keluarga. Keluarga Jepang akan tinggal serumah dengan orang tua dan kakek-nenek mereka. Mereka ikhlas dan rela merawat orang tua dengan tangannya sendiri daripada menitipkannya di panti jompo.
Itulah sekelumit informasi tentang karakter, budaya, dan tradisi masyarakat Jepang. Semoga kalian yang sedang menjalin hubungan asmara dengan warga negeri kaum samurai ini sedikit bisa memahami mengenai prilaku yang harus disesuaikan dengan kehidupan masyarakat di sana. Lebih-lebih jika kamu kelak diajak bermukim di negara Kaisar Akihito tersebut.
[tipsmencarijodoh.com]