Tampilkan postingan dengan label Kisah Jilbab. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Jilbab. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 November 2013

Rezeki Dewi Sandra Setelah Berjilbab

Seperti halnya "jika jodoh tak akan pergi kemana", mungkin ini juga berlaku rezeki bagi artis Indonesia Dewi Sandra yang telah menggunakan jilbab, walau sekarang Ia telah mengenakan jilbab namun Ia dipercaya untuk berlakon sebagai seorang ilmuwan asal Perancis bernama Marion di film drama dengan judul 99 Cahaya di Langit Eropa.

Pada kesempatan saat menghadiri acara bedah film 99 Cahaya di Langit Eropa di kampus UIN, Ciputat, Tangerang Selatan. Dewi Sandra menuturkan "Subhanallah sangat bersyukur bisa menggunakan hijab. Awalnya saya berantakan pakai hijab dan akhirnya di kasih rezeki di film 99 Cahaya di Langit Eropa. Segala sesuatunya nggak tertutup kemungkinan selama kita berusaha dan nggak boleh seuzon sama Allah,"

"Disini banyak ngebuka mata saya karena banyak yang harus di pelajari. Saya nggak takut nggak dapat job karena mental saya sudah siap nggak dapat job. Saya sudah ikhlas tapi keikhlasan saya ternyata dibalas oleh Allah di luar bayangan saya," tutur Dewi.


21cineplex.com

Kamis, 29 Agustus 2013

Hijab Bukan Sekedar Penutup Raga

kisah jilbaber - Bagi Putri Puspita Wardani gadis jilbaber 23 tahun yang merupakan salah satu mahasiswi di Institut Teknologi sepuluh November ini hijab bukan sekedar penutup raga, tetapi juga jiwa, dimana jiwa yang akan terlindungi dan focus untuk berada di jalan Allah. Namun dengan hijab tidak membatasi beraktifitas dari dunia model, MUA, kampus, maupun pekerjaan.

Dengan hijabnya dapat menginspirasi teman sekelilingnya untuk berhijab, terutama teman kantor yang sering bertanya bagaimana menggunakannya sehingga sering berbagi tutorial hijab bagi mereka.

Gadis cantik yang mempunyai tinggi badan 168 cm ini aktif menjadi bagian CSR kampus , Dimana focus terhadap PAUD , beberapa hal yang perlu diperhatikan bahwa beberapa lembaga konsentrasi membantu para murid, tetapi lupa akan para wali yang justru sangat berperan atas tumbuh kembang anak tersebut. Maka dari itu focus dari csr tersebut ialah Peningkatan kualitas hidup masyarakat khususnya bagi wali murid PAUD dengan harapan keberhasilan program ini akan berdampak pada anak tersebut dan akan membantu mencerdaskan anak bangsa. Dimana program ini mencari beberapa PAUD yang sedikit tertinggal, sebagai contoh PAUD yang berada di dalam pasar, dan sebagainya.
world muslimah foundation 2013

Rabu, 28 Agustus 2013

Jilbab Membuka Banyak Jalan dalam Prestasi


kisah hijaber - Noor Aspasia jilbaber asal Jawa Timur mengaku telah mengenakan jilbab sejak SD, tapi pertama karena Ia di sekolah Islam tapi setelah pindah ke Bogor dan melanjutkan di SMAN 6 Bogor, Ia masih memutuskan untuk menggunakan jilbab walaupun SMA bukan sekolah Islam. Ketika Ia bergaul dengan gadis yang tak memakai hijab Ia benar-benar merasa tidak percaya diri Ia selalu merasa mereka lebih cantik dengan rambut di kepala mereka, tapi Ia mencoba untuk konsisten menggunakan jilbab sampai sekarang saat usia saya 21 tahun.  

Seperti yang Ia katakan sebelumnya Ia selalu berpikir tidak bisa menjadi sesuatu yang menakjubkan jika menggunakan jilbab, tapi sekarang Ia berpikiran berbeda, bisa menjadi menakjubkan dengan menggunakan jilbab. Jilbab membuka banyak jalan dalam banyak prestasi.  
Jadi baginya jilbab bukan hanya bahan untuk menutup kepala, tetapi mahkota. Jilbab juga merupakan bagian darinya, salah satu pernyataan untuk menunjukkan gairah semangat kita, martabat, keanggunan.  
Jilbab dapat membuatnya nyaman, membuat merasa lebih percaya diri, Jadi dalam kesimpulannya tidak pernah menyesal untuk menggunakan jilbab sejak masih sekolah dasar dan merasa sangat memberkati karena Allah telah melindungiya bahkan hal-hal kecil yang seperti rambutnya. Jadi sekarang itu salah satu motivasinya untuk membuatnya berjuang dalam Islam dan untuk Allah dan Nabi Muhammad SAW, dan pasti memotivasinya sebagai Khadijah di abad 21.

world muslimah foundation 2013 

Selasa, 27 Agustus 2013

KIsah : Jilbab adalah tentang Komitmen

Anggi Maisarah  mahasiswi di Universitas Indonesia ini sudah siap untuk mengenakan jilbab sejak masih di kelas pertama SMP. Pada awalnya, Ia ingin memakai jilbab karena melihat ibunya, adiknya, dan sebagian besar wanita di seluruh keluarga memakai jilbab.

Gadis jilbaber cantik yang menguasai bahasa english dan Indonesia ini diminta untuk ibunya bagaimana jika Ia memutuskan untuk memakai jilbab pada saat itu, maka ibunya mengatakan, "belum". Kemudian ketika Ia berada di kelas tiga, Ia bertanya pada ibunya lagi bagaimana jika Ia memutuskan untuk memakai jilbab, maka ibunya berkata "mengenakan jilbab adalah tentang komitmen.
Setelah Kiat memakai berarti Kita memakainya selamanya",
Bismillahirrohmanirrohim, saya akan tetap komitmen bahwa memakai jilbab untuk waktu yang tepat, tempat yang tepat dan orang yang tepat.

Senin, 26 Agustus 2013

Kisah Berjilbab Nadia Chairunnisa


Sejak SMA, Nadia Chairunnisa aktif mengikuti OSIS menjabat sebagai sekretaris dan ikut dalam tim paduan suara. Pada jenjang universitas, Ia ikut BEM FK Undip menjabat sebagai sekretaris dan sering mengadakan penyuluhan kesehatan, pengobatan massal gratis, dan sunatan massal untuk masyarakat umum.

Gadis hijaber yang berasal dari Riau ini mengaku pertama kali berhijab ketika Ia duduk di tahun pertama universitas. Berhijab merupakan salah satu bentuk rasa syukur dan ketaatannya kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki berlimpah hingga saat ini.
Dengan berhijab, Ia merasa lebih nyaman lahir dan batin serta bisa menginspirasi teman-teman yang lain untuk ikut berhijab.
 world muslimah 2013

Minggu, 25 Agustus 2013

Jilbab dan Gempa Sumatera Barat tahun 2009

 Hidayatur Rahmi gadis jilbaber yang mampu berbahasa Indonesia, English dan Arabic ini mulai berhijab ketika duduk di kelas 3 SD. Satu tahun sebelum jilbab resmi menjadi seragam seluruh sekolah di kota kelahirannya. Yang mendorongnya berjilbab ketika itu adalah keluarga dan lingkungan. Saat itu Ia mulai berjilbab ala "anak kecil". Namun, ketika duduk di bangku SMP aku mulai berkomitmen untuk selalu berjilbab dalam semua aktifitasnya.

Alhamdulillah bisa kemampuanya mempertahankan sampai sekarang. Kita pasti tahu gempa besar yang melanda Sumatera Barat tahun 2009. Saat itu Ia masih duduk di bangku SMA dan tinggal di asrama sekolah. Gempa terjadi setelah sholat ashar. Semua siswa berlari berhamburan keluar asrama mencari tempat yang aman. Semua panik begitupun dengannya yang ikut berlari.

Namun Ia sadar ketika itu Ia tidak memakai jilbab dan memutuskan untuk kembali ke kamar. Teman-temanku aneh dengan tindakanku dan berusaha menarik tanganku untuk keluar asrama saat itu juga. Ia bersikeras untuk kembali ke kamar dan akhirnya teman-temannya meninggalkannya. Ia berhasil kembali ke kamar dan memakai jilbab tetapi goncangan semakin besar. Barang-barang berjatuhan. Ia ketakutan dan tidak bisa keluar kamar. Ia hanya bisa duduk dan berdoa 'laa haula wa laa quwwata illa biLLAH'. Beberapa menit kemudian gempa berhenti. Alhamdulillah Ia selamat dan Ia bersyukur masih bisa menjaga komitmennya untuk selalu berjilbab.

Ada satu lagi pengalamannya saat memakai jilbab. Waktu itu Ia mengikuti salah satu kontes modelling dan aku satu-satunya kontestan yang memakai jilbab. Ketika masuk 3 besar, para kontestan diwajibkan untuk memakaij celana jeans dan baju kaos lengan pendek ( agar bentuk tubuh terlihat ) untuk dinilai oleh para juri. Akhirnya Ia memutuskan untuk mundur dari kontes tersebut. Panitia akhirnya meminta aku untuk tetap mengikuti kontes dan tetap memakai rok panjang dan kaos lengan panjang. Alhamdulillah Ia menjadi juara satu di kontes tersebut
Baginya hijab adalah komitmennya sebagai muslimah. Hijab itu indah dan akan lebih indah apabila seseorang menghiasinya dengan akhlak yang mulia.

Sabtu, 24 Agustus 2013

Kisah Hijaber Maulina Sukmawatie Budiharjo


Maulina Sukmawatie Budiharjo mahasiswi Universitas Sebelas Maret UNS Solo sudah mengenakan hijab kurang lebih 2 tahun. Dalam perjalanan saya memakai hijab, banyak sekali rintangan dan cobaan yang harus Ia hadapi. Diawal Ia memakai hijab, diuji oleh Allah apakah Ia tetap akan mempertahankan hijabnya atau tidak.

Banyak sekali kaum dan pihak yang menyuruhnya untuk melepaskan hijab demi mendapatkan sebuah kemenangan. Tetapi alhamdulilah hingga sekarang dan sampai kapanpunnya masih tetap mempertahankan hijab.

Kamis, 22 Agustus 2013

Kisah Jilbab Ananda Suci Munggaran


awek tudung - Ananda Suci Munggaran mulai mulai menjadi seorang jilbaber pada akhir 2010. Kenangan Ramadhan di tahun yang membawanya kesalah satu komitmen berharga dalam hidupnya, untuk menutupi diri. Ia juga mendapat dukungan yang besar dari lingkungan sekitarnya, terutama dari orang tua.

Mereka benar-benar tidak pernah memaksanya untuk memakai jilbab. Namun, mereka bahkan tidak diajarkan dan memungkinkannya untuk mengenakan semacam pakaian gaun rok mini yang ketat sejak masih kecil. Mereka juga selalu membiarkan untuk memakai semua jenis pakaian sederhana dan sopan.

Seiring waktu berlalu, Ia tumbuh lebih dewasa, dan Ia selalu menggunakan pakaian sederhana. Kemudian, Ia menyadari bahwa itu lebih baik baginya untuk menutupi diri dengan jilbab. Keputusan yang cukup besar dan berharga dalam hidupnya.
Untuk mengenakan jilbab bukanlah mimpi buruk bagi saya. 
Gadis yang kuliah di kampus Universitas Padjadjaran UNPAD ini bahkan merasa lebih nyamanan ketika kepalanya tertutup. Sebaliknya, Ia merasa percaya diri dan nyaman. Alhamdulillah, Allah menganugerahkannya kekuatan yang ikhlas. Munculnya perasaan bahwa hanya karena iman yang kuat kepada Allah subhanahu wa ta'ala, yang akan selalu melimpahkannya bimbingan-Nya sebagai Muslima sepenuhnya. Dan hari ini, Ia bisa melakukan apapun yang Ia suka tanpa melepas jilbab

Selasa, 20 Agustus 2013

Kapok Mengumbar Tubuh

jilbab selebriti - Seorang model seksi Carley Watts (24) menemukan cintanya dengan penyelamat perenang Tunisia Mohammed Salah (25). Usai menikah, kebiasaanya yang suka memamerkan tubuhnya akan berubah. Ia hanya akan memperlihatkan tubuhnya ke sang suami.

"Setelah kami menikah, tubuh saya hanya untuk dilihatnya," kata model cantik itu yang akan memilih mengenakan busana muslim dan jilbab usai masuk agama Islam seperti dikutip Dailymail, Selasa (20/8/201).

Carley yang single parent, biasanya menghabiskan hari-harinya berpose dengan mengenakan pakaian dalam. Tapi, itu semua telah berubah. Model dari Dearham, Norfolk, bertemu dengan salah satu perenang selama liburan di Tunisia pada April 2013. Ia mengatakan sangat serius sehingga pindah agama usai menikah.

Sejak Oktober, Carley dan putrinya Alannah (2) akan tinggal dengan keluarganya di Monastir, di mana ia akan belajar selama 6 bulan tentang agama dan berencana menikah.

Carley mengatakan kepada TheSun teman-temannya berpikir ia gila. Tapi ia mengaku Mohammed Salah telah membuatnya benar-benar melihat hidupnya.

"Saya tak ingin menjadi liar, memperlihatkan payudara dan menghabiskan malam di klub," kata Carley.

"Sebagai model, saya memamerkan payudara saya, berdandan dengan pakaian seksi dan umumnya bertindak keterlaluan. Mohammed hanya berfokus pada kehidupan keluarga," katanya lagi.

Meskipun Mohammed Salah tahu apa yang dilakukan Carley, model seksi itu mengatakan keluarga Mohammed Salah tak akan diberitahu apa pekerjaannya. Ia menjelaskan, fakta bahwa Carley seorang ibu tunggal saja sudah membuat keluarga Mohammed Salah kaget.

"Dia menjelaskan bahwa dia mencintai saya dan menginginkan saya menjadi istrinya dan mereka telah mengatakannya. Dia menerima apa yang saya lakukan dan tak mencoba mengubah saya. Namun dia mengatakan, begitu kita menikah, tubuh saya hanya untuk dilihatnya," kata Carley.

Di Tunisia memang hampir tak terdengar ada ibu tunggal. Selain itu, seks di luar nikah juga bisa dihukum.

"Inilah nilai yang saya sukai dari budaya mereka. Wanita diperlakukan dengan hormat dan mereka juga menghargai diri mereka sendiri serta tubuh mereka. Mereka tidak melakukan seks satu malam atau teman kencan kasual. Ketika saya dengan Mohammed, saya begitu puas, tenang, dan bahagia. Saya tahu dia baik, dia pria keluarga untuk saya".

Liputan6.com

Cerita Jilbab Nia Budi Kurniawati

hijaber - Nia Budi Kurniawati hijaber cantik asal Jawa Barat yang lahir dari keluarga yang sangat memperhatikan pendidikan agama, mengenakan jilbab sejak masih di SMA untuk mengikuti orang tuanya. Pada Awalnya, dipaksa untuk memakai jilbab karena berpikiran bahwa jilbab mungkin menghalangi dan membatasi semua kegiatannya, terutama ketika berhubungan dengan fashion dan hobi menyanyi.

Namun setelah gadis jilbaber yang berprofesi sebagai arsitektur ini memakai jilbab, merasa sangat bahagia perubahan positif dalam dirinya. Sementara di fashion, mulai memiliki banyak minat dalam merancang pakaian dan mampu mengekspresikan kreativitasnya mengenakan pakaian dan aksesori lainnya. Tidak ada tanda desain yang Ia buat akan memenangkan persaingan Muslimah Mode Kompetisi, serta menginspirasi teman-temannya untuk memakai jilbab. Berakar dari hobinya, untuk membangun bisnis fashion di bidang e-commerce yang saya bernama moza.co.id.

Hijab tidak menjadikan penghalang untuk tetap bernyanyi, dan Alhamdulillah, Ia memenangkan berbagai kompetisi menyanyi baik di kota maupun di tingkat nasional. Ia merasa sangat bersyukur. Meskipun memakai jilbab, prestasi memang datang di lapangan yang membawa serta berkat dalam hidup.

world muslimh foundation 2013

Sabtu, 17 Agustus 2013

Jilbab Bagian Dari Hidup Muslimah

Menurut Distia Syifa Huzaifa remaja anggun asal Jawa Tengah ini mengatakan jilbab adalah bagian dari hidupnya. Selain jilbab adalah suatu keharusan dalam Islam, jilbab menunjukkan bahwa dirinya adalah muslim dan dirinya mencintai dirinya sendiri. Dirinya memakai jilbab sejak belajar di SMA.

Mahasiswi cantik di Universitas Diponegoro ini pada saat sebelum memakai jilbab, ada orang-orang yang tidak percaya bahwa dirinya muslim. benar-benar merasa sedih tentang hal itu. Tapi Alhamdulillah, Hijab memberikan pelajaran hidupnya. Mungkin mengenakan jilbab adalah langkah pertama yang soleha seperti Asiyah (istri Fir'aun) atau Siti Khadijah. Insya Allah.

Rabu, 14 Agustus 2013

Cerita Jilbab Zaskia Sungkar

Dengan mengenakan jilbab, kakak dari Shireen Sungkar itu mengaku menemukan kedamaian yang didapat setelah memutuskan menutup aurat. Pemeran ‘Bawang Putih dan Bawang Merah’ itu pun memberikan pengalamannnya dalam berjilbab.

“Tiap orang yang ibadah pasti ada masa-masanya dikasih hidayah, kayak aku pingin deket lagi, salah satu caranya seperti ini, memakai jilbab jadi damai,” ungkap Zaskia saat ditemui Kebayoran Online di kawasan Kuningan.

Alasan lain putri dari pasangan Mark Sungkar dan Fanny Bauty ini merasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT sepulang melaksanakan ibadah umroh tiga bulan lalu. Hal itulah menjadi pengendali dirinya untuk terhindar dari hal-hal diluar batas.

“Awal mula karena umroh, pulangnya memutuskan pake kerudung. Banyak faktor pastinya, hidayah dari Allah SWT. Daripada cuma tobat sambal, aku memutuskan berjilbab. Dengan berjilbab, kalau aku mau melakukan sesuatu di luar jalur, aku bisa berpikir beribu-ribu kali,” kata istri dari Irwansyah sambil tersenyum.

Zaskia pun mengaku sudah meminta izin sang suami untuk pakai jilbab dan diberikan lampu hijau. Demikian dengan keluarga besar dan para fansnya pun mendukung penampilan baru Zaskia. “Ya izin suami. Papa apalagi seneng bukan main, sebagian fans aku pake jilbab jadi terharu katanya,” imbuh wanita kelahiran 22 Desember 1990 itu.

Mengingat dirinya berkarier di dunia hiburan keputusan Kia (sapaan akrab Zaskia) diwarnai keraguan. “Namanya manusia, aku khawatir dengan pekerjaanku kalau pakai jilbab. Apalagi, masih nyanyi. Tapi kata Papa, rezeki enggak akan ke mana. Semua dari Allah. Ucapan papa itulah yang kemudian memantapkan hatiku. Pekerjaanku lancar-lancar saja. Bahkan bertambah,” ungkap pesinetron ‘Seruni’.

Diakui personil duo The Sisters ini, belajar cara mengenakan jilbab dari video Youtube, mulai kreasi berbagai model ia sambangi untuk pergi ke satu tempat. Mulai dari kreasi sendiri sampai mencontek gaya busana jlibab luar ia terapkan.

“Aku belajar sendiri pakai jilbab. Di YouTube, kan banyak petunjuk penggunaan jilbab dengan banyak model. Ada yang pasmina, ada yang turban. Aku padu padankan dengan baju-bajuaku. Misalnya baju tangan buntung, aku kombinasikan dengan sweter atau manset,” ujar Kia.

Sementara untuk kreasi sendiri, Kia mencoba bereksperimen dengan menyesuaikan gaya berpakaian favoritnya. “Untuk baju sporty, aku pakai jilbab turban. Sehari-hari aku lebih suka pakai jilbab pasmina ketimbang segi empat. Aku juga harus menyesuaikan dengan konsep The Sister biar tetap modis, tapi tidak terbuka,” jelas aktris dan juga penyanyi itu.

Kia tidak menyiapkan bujet khusus untuk belanja jilbab atau busana muslim. “Aku dulu hobi pakai skarf di leher, nah sekarang skarfnya aku pakai di kepala. Jadi nggak usah sampai mengeluarkan uang banyak, apalagi sampai beli baju baru. Pakai baju lama bisa, kok. Kan bisa pakai kardigan dan lainnya. Pintar-pintarnya kita memadupadankan saja,” tutupnya.

Selasa, 13 Agustus 2013

Kisah Jilbab Rachel Maryam

Aktris yang telah bergabung menjadi anggota DPR ini merasa bahwa hijab ibarat alarm bagi dirinya. Mengapa?

"Aku merasa membutuhkan hijab ini, karena buat aku kayak pagar dari dalam keluar maupun dari luar ke dalam. Ketika aku mau berbuat yang aneh-aneh, ini (hijab) kayak alarm aku. Mungkin ada orang yang bisa tanpa hijab. Tapi aku membutuhkannya," ungkap wanita kelahiran 20 April 1980 itu saat berbincang dengan Wolipop di Martha Tilaar Salon & Day Spa, Cikini, Jakarta Pusat.

Rachel juga mengakui bahwa ada banyak godaan yang ia alami selama hidupnya. Berkat hijab, wanita bertubuh mungil itu jadi merasa lebih aman dan jauh dari godaan tersebut.

"Godaan dari luar ke dalam, misalnya kalau ada orang mau ngajak yang nggak-nggak ke aku, mereka akan mikir dan merasa nggak enak karena aku berhijab. Walaupun belum tentu semua yang berhijab itu suci, cuma paling nggak ada keseganan kalau mereka mau ajak aku yang aneh-aneh gitu," jelas bintang 'Arisan' itu.

Pemilik nama lengkap Rachel Maryam Sayidina ini ternyata mantap menutup auratnya karena terinspirasi dari tutorial hijab. Ia juga lebih suka mengenakan kerudung yang terkesan praktis.

"Banyak hal yang menginspirasi aku. Ada yang dari teman, ada yang liat tutorial, nyoba sendiri. Proses sih ya. Tapi semakin lama aku pakai sih, aku nggak begitu suka yang repot dililit-lilit. Aku suka yang simpel," tambah ibu dari satu anak itu.

Tak hanya hijab saja yang simpel, dari segi berbusana Rachel juga tak banyak ambil pusing. Ia lebih memilih busana kasual yang nyaman dikenakan dan tak terpaku pada brand-brand mewah atau terkenal.

"Tergantung occasion. Aku orang yang menyesuaikan dengan berbagai keadaan. Ketika rapat, bertemu duta besar, pergi ke pasar, atau bertemu konstituen itu kan berbeda ya. Tapi rata-rata aku suka yang praktis ya. Simple tapi sesuai dengan siapa yang aku hadapi," tutup wanita 33 tahun itu.

Senin, 12 Agustus 2013

Jilbab Untuk Menjadi Super Muslimah

Syahadah Rizka Anefi seorang mahasiswi yang berumur 20 tahun ini mengaku jilbab alasan nyatanya dalam memakai jilbab. Kita tidak tahu apa artinya melakukan sesuatu tanpa pamrih sampai Kita melakukan sesuatu untuk Tuhan. Dia memberi Kita hidup, Ia menyediakan bagi Kita, tapi apa yang Kita lakukan bagi-Nya? Jadi, salah satu hal yang saya merasa seperti yang saya lakukan bagi-Nya adalah untuk memakai jilbab.

Gadis cantik yang memiliki tinggi badan 170 cm ini mulai memakainya pada tahun 2011, setelah pindah ke Semarang untuk mengambil studi Teknik Elektro. Seperti yang kita tahu bahwa siswa laki-laki adalah mayoritas pada rekayasa perguruan tinggi, Ini benar-benar mengambil banyak tekanan dari orang-orang menatapku. Merasa sangat terlindungi dan aman di jilbab. Ketika tidak mengenakan jilbab, orang-orang akan mengajaknya keluar, menyentuhnya.

Sekarang, tidak ada yang melakukan sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Tidak ada yang menyentuhnya. Wanita tertutup ini dilambangkan dengan permen dibungkus - yang dilindungi dari hal-hal kotor di bumi, makna yang masuk akal bagi saya. Ketika saya bergabung dengan Asian Youth Energy Summit di Singapura, 2013, teman sekamar saya dari Vietnam bertanya kenapa aku memakai jilbab karena ia tahu tidak semua muslimah mengenakan jilbab, maka saya menjawab,
Jilbab ini adalah jilbab saya, dan itu memberi saya kemampuan luar biasa untuk menjadi super Muslimah. 
Semua orang tahu apa agama saya ikuti ketika saya berjalan-jalan, sehingga ada kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang mungkin mereka miliki. Setiap kali saya melihat ke cermin, saya teringat bahwa saya begitu sangat diberkati bahwa Allah (SWT) memilih saya untuk menjadi seorang Muslim. Ini memberi saya semangat tentang agama saya bahwa saya harus hidup setiap hari sebagai Muslim terbaik saya dapat. Ini sangat mudah membantu saya untuk menghindari haram ".

Aku tidak berada di bawah tekanan untuk mengenakan jilbab, dan aku tidak ketika saya mulai memakainya. I love it. Dan aku tidak melepasnya. Insya Allah, tidak sekarang. Tidak pernah. Dan aku tidak peduli apa artinya untuk pekerjaan saya, untuk apa yang orang pikirkan tentang saya, atau untuk apa pun kecuali fakta bahwa itu menyenangkan Allah. Sisa alasan hanya mendukung dari alasan pertama - dan melakukan sesuatu bagi Allah melakukan itu untuk yang terbaik dari alasan.

Kamis, 01 Agustus 2013

Kisah Jilbab Alfarini Eridani

Alfarini Eridani istri KH Abdullah Gymnastiar merasakan ketenangan setelah berhijab. Perempuan yang biasa akrab disapa Teh Rini ini tak lagi digoda pria iseng seperti saat sebelum auratnya ditutup.

"Kehidupan saya setelah berhijab terasa lebih tenang. Sebelum pakai hijab kalau jalan-jalan saya sering digoda laki-laki iseng, misalnya disuit-suit," tutur Rini seperti dikutip Tribunnews.com dari buku '99 Hijab Stories, "A Beutiful Spriritual Journey" karangan Muhammad AssadMSc. 

Rini menceritakan dirinya mulai memakai jilbab 2006. Namun saat itu cara memakainya masih buka tutup.

Perkawinannya dengan dai kondang asal Bandung Aa Gym membawa Rini benar-benar berhijab dan tak ingin melepasnya lagi. "Baru sejak menikah dengan Aa saya benar-benar berhijab secara sempurna tanpa keinginan untuk melepasnya lagi," ucapnya lagi.

Menurut Rini, dirinya sudah berkenalan dengan hijab sejak sekolah di SMA Al-Azhar Jakarta Pusat tapi belum full. Setelah lulus kuliah di Surabaya, Rini bekerja di Pondok Pesantren Daarut Tauhid 2005 lalu dan menjadi staf Management Qalbu C orporation hingga mantap menikah dengan Aa Gym.

"Ketika sudah berhijab, saya merasa lebih aman. Sapaan Assalamualaikum adalah godaan yang didapatkannya. Namun, itu adalah doa, jadi tak masalah," katanya.

Tribunnews.com

Sabtu, 27 Juli 2013

Cerita Dini Aminarti Berjilbab

Pesinetron Dhini Aminarti telah memantapkan hati untuk mengenakan Jilbab. Menurut istri Dimas Seto itu, memakai Jilbab merupakan hidayah yang menghampirinya.

"Pakai jilbab itu hidayah, memang ada niat. Kalau mempergunakan dengan baik ya bagus, tapi jangan sampai hanya menutup aurat tapi hatinya enggak," ucap Dhini saat ditemui di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, (17/7/2012).

Pengenaan jilbab, diakui Dhini bukanlah paksaan dari suaminya. Namun benar-benar datang dari lubuk hatinya. "Saya sangat pengen pakai Jilbab untuk menutup aurat. Dimas tidak memaksa saya, dia menyarankan kalau aku belum mau ya udah," paparnya.

Jilbab tak hanya akan ia kenakan pada bulan Ramadan saja. Namun untuk selamanya. "Pemakai Jilbab cenderung lebih bisa menjaga sikap, mengerti mana yang harus dilakukan mana yang tidak. Kapapun kita harus harus menutup aurat tidak hanya Ramadan saja," tukasnya.

sumber : C&R/OMG

Jumat, 26 Juli 2013

Berjilbab Paksaan Orang Tua

Ii Saidah lulusan dari STHG ( Sekolah Tinggi Hukum Galunggung )jurusan Sarjana Hukum yang terlahir dari keluarga religius, sejak kelas 3 SD orang tua saya sudah membiasakan saya mengenakan hijab jika pergi sekolah walaupun pakaian yang saya kenakan pendek, pada masa itu berhijab merupakan paksaan orang tua yang mendidik agama dengan keras.

Sedangkan mulai berhijab dalam kesehariaan ketika duduk di bangku MTs walaupun demikian, hati tidak pernah nyaman dan merasa belum mantap dengan kebiasaan ini,alih-alih saat orang tua lengah sering curi waktu buka hijab, hingga di usia 23 tahun baru saya merasa kebiasan berhijab menjadi sebuah kenyamanan yang merupakan panggilan Illahi.

Saat itu gadis yang berprofesi sebagai jurnalis ini sudah mulai berfikir,mengerti dan memahami akan kewajiban berhijab, hijab bukan hanya sekedar berkerudung namun lebih dari itu, Hijab berfungsi menutup anggota tubuh (aurat) kecuali bagian-bagian yang lazim tampak, bertujuan untuk menjaga tubuh wanita dari subordinasi.
Berhijab merupakan perisai yang mendorong saya selalu berusaha untuk menjadi muslimah kaffah secara hati dan kepribadian, 
sejalan dengan itu kan tidak ada salahnya untuk tampil lain daripada sebelumnya dengan mengikuti arus mode fashion atau temporary desire asal memenuhi syarat syar’i dan etika. Tidak ada lagi keraguan mengenakan hijab.

Rabu, 24 Juli 2013

Menjadi Wanita Yang Lebih Baik

Mahasiswi dari kampus UGM / Universitas Gajah Mada Yogyakarta gadis jilbaber yang memiliki tinggi badan 165 cm dengan nama lengkap Dwi Annisa Putri ini mulai mengenakan jilbab sejak kelas 3 SMA. Motivasi untuk menggunakan jilbab karena itu tidak lebih hanya ingin menjadi orang yang lebih baik.

Tidak ada keraguan banyak orang yang berpikir bahwa jika seseorang telah menggunakan jilbab memiliki karakter yang sempurna yang bisa berbuat salah, dan oleh karena itu jika ada terselubung membuat kesalahan maka akan mendapatkan banyak kritik.

Pandang apa meyakinkan saya untuk berubah menjadi lebih baik berniat untuk menjaga perilaku jilbab mengingatkan yang saya gunakan. Tidak mudah untuk menggunakan jilbab di awal, banyak orang yang tidak percaya bahwa saya inginkan. Selain itu, saya juga masih sering tergoda oleh beberapa pakaian yang cukup menarik digunakan jika tidak ada tabir.

Tapi pengembangan model pakaian saat ini begitu beragam yang membuat jilbab lebih menarik dan lebih banyak menggunakan.
Yang paling berkesan pengalaman selama ini adalah ketika berhasil mempengaruhi orang-orang terdekat saya juga mengenakan jilbab untuk alasan melindungi diri dari segala prasangka dan perilaku negatif di sekitar.
Dan ketika orang-orang bertanya mengapa dia menggunakan jilbab, bisa menjawab dengan bangga bahwa sebagai pengingat ketika melakukan hal yang salah.

Selasa, 23 Juli 2013

Kisah April Jasmine Berjilbab

Sejak memakai jilbab hidupnya makin tentram dan selalu bahagia

Artis April Jasmine memutuskan untuk berhijab. Namun, kini ia mantap dengan mengenakan jilbab dan pintar memadu-padankan jilbabnya tersebut.

"Belum ada setahun aku berhijab. Aku mulai berhijab sebelum Lebaran tahun lalu, jadi belum genap setahun," ujar April, Kamis (12/7), dalam launching bukunya bertajuk 'Makin Gaya dengan Hijab ala April Jasmine' di Gramedia Matraman, Jakarta Timur.

April menceritakan, awal mulanya ia memutuskan untuk berhijab, saat itu ia kenal dengan suaminya, Ustadz Soulmed. Soulmed bilang kepada April, bila ia cantik dengan memakai jilbab.

"Nah, perkataannya itu yang membuat aku berpikir terus, tapi waktu itu masih malu dan belum yakin dengan memakai jilbab," imbuh April.

April pun waktu itu takut jika memakai jilbab. Soalnya ia kerja di dunia entertainment, sehingga tak mungkin dengan mengenakan jilbab.

Namun, lanjut April, berkat dukungan sang Ustadz, akhirnya ia memutuskan untuk berhijab. Lagian, dengan berhijab juga masih bisa gaya. Menurut April, masalah rejeki itu hanya Allah SWT yang tahu dan mengatur-Nya.

Sejak memutuskan mengenakan jilbab, April menceritakan awal mulanya ia belum terbiasa. Dari itu, pernah suatu hari jalan keluar rumah - padahal sudah rapi, tapi sepertinya ada yang kurang. Ternyata, kata April, belum memakai jilbab.

"Itu hanya proses saja, karena aku belum terbiasa, makanya lupa. Ya, dengan sering, maka semakin terbiasa," ucap April.

April mengaku, sejak dirinya memakai jilbab hidupnya makin tentram dan selalu bahagia. Ia pun senang dengan keputusannya mengenakan jilbab. Saat ini, kata April, hatinya jadi tenang dan damai - sepertinya ia selalu dengan Allah SWT.

Senin, 22 Juli 2013

Cerita JIlbab Inneke Koesherawati

Inneke Koesherawati Mulanya Benci Melihat Muslimah Berjilbab. (Proses perjalanan Inneke Berjilbab)

Inneke Koesherawati, bagi Anda yang menyukai film era tahun 90-an tentu saja akan mengenalnya.

Inneke lahir di Jakarta, 13 Desember 1975 sebagai anak kelima dari enam bersaudara. Kedua orangtuanya berasal dariPurworejo, Jawa Tengah. Dalam darah Inneke mengalir keturunan Belanda dari pihak ayahnya.

Inne, demikian panggilan akrabnya, mengawali kariernya dengan mengikuti berbagai lomba di Jakarta. Kesuksesannya bermula saat dirinya mengikuti ajang GADIS Sampul 1990 dan berhasil meraih predikat Juara Berbakat.

Inne pun akhirnya memasuki sekolah model milik peragawati senior, Okky Asokawati, OQ Mo-delling.

Sejak diajak temannya untuk menjadi figuran dalam film "Lupus 4", Inne pun beralih haluan ingin menekuni dunia seni peran sepenuhnya dan menjalani tak kurang dari 20 film.

Namanya pun makin meroket. Namun di akhir 1990-an, ketika popularitas terang benderang, Inne memutuskan untuk berubah. Ia mulai menjauh dari jenis-jenis film berkonotasi negatif sebelumnya dan lebih memilih bermain di sinetron. Padahal waktu itu film-film tentang pergaulan anak muda masih ramai diputar di bioskop.

"Saya sudah capek dengan film seperti itu, saya ingin peran yang lebih serius." ujarnya ketika itu.

Awalnya banyak yang mencibir alasan yang dilontarkan Inneke. Sebab, sudah menjadi rahasia umum jika artis yang bermain di film-film yang laris mendapatkan bayaran yang lebih besar ketimbang film atau sinetron yang "serius".

Namun Inne menjawab dengan kesungguhan. Lewat sinetron "Tirai Sutra" (1996) dan "Tirai Kasih Yang Terkoyak" (1997) bakat Inne di dunia akting makin terlihat.

Memutuskan Berjilbab

Kematangan di dunia peran rupanya makin menambah kematanagn Inne di sisi rohani.Itu terlihat pada tahun 2001, ketika Inne mulai berjilbab.

Tidak sedikit yang terkejut, adapula yang mencibir, tapi ada pula yang kagum." Mama yang membuat saya memutuskan untuk memakai jilbab. Dia tidak meminta saya untuk begini tapi saya yang memutuskan. saya ingin berubah." papar Inne.

Inneke merasa hidupnya semakin tenang sejak memakai jilbab. "Setelah berhijab saya temukan ketenangan yang luar biasa," kata Inneke.

Tak disangka sebelumnya. Inneke menceritakan, sebelum mengenakan kerudung tertutup, dia benci melihat perempuan muslim yang berjilbab. "Kayaknya kok numpuk-numpuk, dan saya merasa nggak betah berjilbab," ujarnya.

Dugaan Inneke sebelumnya meleset. "Pas dicoba ternyata nyaman, dan membuat hati ini menjadi tenang," cerita Inneke. Inneke tak merasa gerah atau ketidaknyamanan lain setiap memakai kerudung. "Pokoknya tidak seperti yang dibayangkan," tuturnya.

Setelah memutuskan berjilbab pada tahun 2001, aktingnya pun berganti di area religius. Seperti "Padamu Aku Bersimpuh" (2001), Mutiara Hati (2005), dan Jalan Takwa (2005).

Walau telah berjilbab, Inne tetap laris, bahkan dirinya menyabet penghargaan sebagai Pembawa Acara Terpuji versi Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2005. Inne pernah menjadi presenter acara ramadhan di beberapa stasiun televisi.

Inne sebetulnya pernah mendirikan perusahaan film, PT. Gamal Golden Entertainment. Inne menjadi Direktur Utama. Perusahaannya pernah melahirkan dua buah film berjudul "Bias-Bias Obsesi" dan "Bila Esok Tiba".

Inne juga merambah dunia musik tanah air dengan menjadi produser grup band Uno. Tahun 2007 Inne juga menjadi ikon saluran televisi berlangganan dengan nuansa Islami, Astro Oasis.

Tidak semua orang mau dan berani untuk berubah, demi kebaikan sekalipun. Sebab dengan berubah banyak harus kita hadapi termasuk hal yang tidak menyenangkan, kehilangan karier, populartas dan sebagainya.

Inneke tahu resko itu, namun ia tetap menjalani perubahan itu.