Sabtu, 11 Agustus 2012
Cara Simpel Memakai Hijab Turban ala Natasha Farani

Video panduan cara memakai jilbab turban yang simpel oleh Natasha Farani, semoga bisa menambah referensi bidadaris dalam berkreasi jilbab, selamat berkreasi dan tampil cantik.
Cara Memakai Jilbab Praktis dengan Pashmina Sifon

Memakai jilbab pashmina yang cantik ini semudah menghitung 1, 2, 3, 4, 5. Tidak ribet, tidak membutuhkan waktu lama, semua orang pasti bisa memakainya. Ayo coba sekarang juga!
Bahan:
- Ciput ninja
- Pashmina berbahan sifon panjang
- Jarum pentul atau peniti
Step 1
Pakai ciput ninja. Kenakan pashmina dengan panjang bagian kiri lebih pendek.
Step 2
Bawa ujung pashmina bagian kiri menuju atas telinga kanan. Sematkan peniti.
Step 3
Sematkan peniti pada bagian kanan pashmina di dekat dagu agar lebih rapi.
Step 4
Bawa sisa pashmina panjang menuju bagian samping kiri kepala.
Stap 5
Tahan di bagian dagu, beri peniti jika perlu. Bawa ujung pashmina melewati kepala bagian atas, sematkan peniti.
Result
Ini dia hasil akhir jilbab praktis memakai pashmina sifon. Mudah dan praktis bukan? Jilbab ini dapat Anda pakai untuk kuliah, jalan-jalan dengan teman atau saat berkumpul bersama keluarga.
vemale.com
Semoga menambah inspirasi bidadaris tampil cantik dalam berbusana dengan hijab, selamat berkreasi...
Jumat, 10 Agustus 2012
Gaya Hijab Penyeimbang Busana Draperi

Berpenampilan dengan busana muslim sebaiknya memerhatikan keseimbangan. Kalau Anda memilih memakai busana yang menonjolkan detil, termasuk busana draperi, sebaiknya padankan dengan gaya berkerudung yang simpel.
Desainer anggota Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia, Tuty Adib memberikan sejumlah kiat untuk Anda, yang dituangkan dalam buku berjudul Flowing ditulis Amelia Prihanto.
Berikut sejumlah pilihan gaya kerudung simpel untuk busana dengan aneka bahan chiffon dan kaya detil:
1. Gaya kerudung untuk busana berjuntai draperi siluet H.
Sebuah ciput tanpa pet, dipasangkan sebagai dalaman kerudung agar penataan menjadi kuat dan tidak mudah bergeser. Selanjutnya, sebuah kerudung sewarna dengan busana dipasangkan hingga rapi dan kemudian dibentuk saling silang dengan satu kerudung tambahan yang sewarna dengan warna aksen pada busananya. Setelah silang antara kerudung dirapikan, juntaian draperi dibentuk di sisi dari sisa kerudung yang belum disematkan.
2. Gaya kerudung untuk busana bergradasi ungu pada juntaian draperi.
Agar total look lebih berirama antara busana dan kerudung, penataan kerudung perlu menggunakan gradasi warna yang senada dengan busananya. Kali ini penataan dimulai dengan pemasangan ciput tanpa pet, kemudian kerudung chiffon berwarna ungu muda dipasangkan sebagai bandana. Rapikan sisa kerudung masuk ke dalam tatanan, sehingga dapat menambah volum penataan.
3. Gaya kerudung untuk busana draperi dengan kerutan di bagian bawah blus.

Bercerita tentang draperi tak selalu menampilkan keseluruhan penampilan dalam draperi. Justru dengan kehadiran draperi pada bagian tertentu busana, maka penataan kerudung bisa divariasikan lebih sederhana. Contohnya, dengan penataan bersilangan. Pertama, ciput Arab dipasangkan menutupi sisi wajah dan kepala. Kemudian kerudung berwarna cerah sesuai busana diaplikasikan bergantian sehingga membentuk garis-garis penuh warna. Sebagai aksen, ujung kerudung bisa divariasikan menjadi bentuk kepang yang mengelilingi tatanan kerudung.
4. Gaya kerudung untuk busana dengan rompi draperi.

Untuk memusatkan perhatian pada keindahan chiffon silk, gaya kerudung sebaiknya dibuat simpel modern dengan sentugan eksklusif dari kerudung chiffon silk-nya. Penataan dilakukan dengan memasangkan ciput Arab berwarna kulit, hingga menutupi kepala dan leher. Kemudian kerudung chiffon silk dengan warna senada busana inner, dipasangkan mengelilingi kepala.(female.kompas.com)
Cara Pakai Hijab Pesta Sanggul Permen

Video yang di unggah oleh Juliasayz ini adalah panduan cara mengkreasi jilbab yang digunakan untuk pergi pesta dengan gulungan-gulungan kerudung yang lucu.
Semoga menambah inspirasi bidadaris semua dalam berbusana muslimah ke kantor, selamat berkreasi.
Inspirasi Tampilan Stylish Dengan Hijab


1. Dian Pelangi

2. Hana Tajima Simpson

3. Dina Toki-O

4. Ria Miranda

5. Yuna Zarai

6. Siti Juwariyah

7. Indah Nada Puspita

8. Ami Schaheera

9. Jezmine Blossom

10. Suchi Utami

Tentang Hana Tajima Simpson

Nama Hana Tajima Simpson menjadi topik perbincangan di kalangan blogger Muslimah. Di kalangan para blogger, nama perempuan blasteran Jepang-Inggris itu dikenal karena gaya berjilbabnya yang unik dan lebih kasual. Sosok Hana pun telah menghias sejumlah media di Inggris dan Brazil. Hana yang dikenal sebagai seorang desainer membuat kejutan lewat produk berlabel Maysaa. Produk yang telah dilempar ke pasaran dunia itu berupa jilbab bergaya layers (bertumpuk). Melalui label itu, Hana mencoba memperkenalkan gaya berbusana yang trendi, namun tetap sesuai dengan syariat Islam di kalangan Muslimah.
Kini, produk busana Muslimah yang diciptakannya itu tengah menjadi tren dan digandrungi Muslimah di negara-negara Barat. Semua itu, tak lepas dari kegigihannya dalam mempromosikan Maysaa. Tak cuma itu, kini namanya menjadi ikon fesyen bagi para Muslimah di berbagai negara. Mengenai gaya berjilbab yang diusung Hana, skaisthenewblack.blogspot menulis, “Dia (Hana) memiliki gaya yang hebat. Sangat elegan dan chic, namun tetap terlihat sederhana”. Ternyata, busana Muslimah pun bila dikreasi secara kreatif dan inovatif bisa mewarnai dunia fesyen internasional.
Sejatinya, gaya berjilbab yang ditunjukkan perempuan berusia 23 tahun itu kepada para Muslimah di berbagai negara tercipta secara tidak sengaja. Hana yang saat itu baru memeluk Islam ingin sekali menggenakan jilbab. Ia memeluk Islam saat usianya baru menginjak 17 tahun. “Sebagai seorang desainer, awalnya saya merasa frustrasi melihat gaya berbusana sebagian besar Muslimah yang kurang bervariasi,” ungkapnya dalam sebuah wawancara khusus dengan HijabScraft.
Dengan maksud ingin menunjukkan kepada masyarakat Barat bahwa para perempuan Muslim pun dapat tampil di muka umum dengan gaya berbusana yang modis dan chic, serta mengikuti tren fesyen terkini, Hana mulai tergerak untuk mendesain gaya busana Muslimah lengkap dengan jilbabnya yang berbeda dengan yang sudah ada pada saat itu. Selain unik, gaya berbusana yang diusung Hana ini pada dasarnya tidak pernah benar-benar mengikuti tren fesyen yang pada saat itu tengah digandrungi di negara-negara Barat pada umumnya. “Suatu hari saya akan tampil dengan gaya glamor ala Hollywood dan (hari) berikutnya saya akan terobsesi dengan gaya rock/grunge di tahun 90-an,” paparnya.
Ia mengatakan cenderung menjaga hal-hal yang dianggap kecil dan sederhana dalam mendesain sebuah fesyen. Hana pun secara terus terang mengaku tertarik untuk mengkreasikan sesuatu, seperti memadankan jaket kulit vintage dengan gaun panjang bermotif bunga-bunga. Untuk mempopularkan gaya berbusananya, Hana memanfaatkan jaringan internet dengan membuat laman web pribadi yang diberi nama stylecovered.com. Saat itu, Hana belum sempat memberikan label untuk produk yang didesainnya itu.
Tanpa disangka, gaya berbusana yang ditampilkan dalam laman webnya itu menarik minat para blogger Muslimah di Inggris. Berawal dari situlah, Hana kemudian memutuskan untuk mendirikan Maysaa, sebuah rumah desain dan fesyen yang terinspirasi dari fesyen Barat namun tetap disesuaikan dengan kaidah Islam.
Kendati Maysaa ditujukan untuk para wanita Muslim, namun Hana tidak menampik hasil rancangannya ini juga bisa dikenakan oleh kalangan wanita non-Muslim. “Saya tidak bisa mengatakan pakaian yang saya buat hanya untuk wanita Muslim atau untuk wanita non-Muslim, karena kehidupan saya pada dasarnya juga merupakan percampuran dari keduanya. Karenanya, saya suka membuat rancangan dari perspektif yang sangat pribadi,” terang perempuan yang sudah mulai merancang sejak usia lima tahun itu.
Memeluk Islam
Sebelum mengucap dua kalimat syahadat, Hana adalah seorang pemeluk Kristen. Ia tumbuh di daerah pedesaan di pinggiran Devon yang terletak di sebelah barat daya Inggris. Kedua orang tuanya bukan termasuk orang yang religius, namun mereka sangat menghargai perbedaan. Di tempat tinggalnya itu tidak ada seorang pun warga yang memeluk Islam. Persentuhannya dengan Islam terjadi ketika Hana melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. “Saya berteman dengan beberapa Muslim saat di perguruan tinggi,” ujarnya.
Dalam pandangan Hana, saat itu teman-temannya yang beragama Islam terlihat berbeda. “Mereka terlihat menjaga jarak dengan beberapa mahasiswa tertentu. Mereka juga menolak ketika diajak untuk pergi ke pesta malam di sebuah klub,” tutur Hana. Bagi Hana, hal itu justru sangat menarik. Terlebih, teman-temannya yang Muslim dianggap sangat menyenangkan saat diajak berdiskusi membahas materi kuliah. Menurut dia, mahasiswa Muslim lebih banyak dihabiskan waktunya untuk membaca di perpustakaan ataupun berdiskusi.
Dari teman-teman Muslim itulah, secara perlahan Hana mulai tertarik dengan ilmu filsafat, khususnya filsafat Islam. Sejak saat itu pula, Hana mulai mempelajari filsafat Islam dari sumbernya langsung, yakni Alquran. Dalam Alquran yang dipelajarinya, ia menemukan fakta bahwa ternyata kitab suci umat Islam ini lebih sesuai dengan kondisi saat ini.
“Di dalamnya saya menemukan berbagai referensi seputar isu-isu hak perempuan. Semakin banyak saya membaca, semakin saya menemukan diriku setuju dengan ide-ide yang tertulis di belakangnya dan aku bisa melihat mengapa Islam mewarnai kehidupan mereka (teman-teman Muslimnya-Red),” ungkapnya.
Rasa kagumnya terhadap ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Alquran pada akhirnya membuat Hana memutuskan untuk memeluk Islam. Tanpa menemui hambatan, ia pun bersyahadat dengan hanya disaksikan oleh teman-teman Muslimahnya. “Yang paling sulit saat itu adalah memberitahukan kepada keluargaku, meskipun aku tahu mereka akan bahagia selama aku juga merasa bahagia.” ed; heri ruslan
Memilih Berjilbab
Tak semua Muslimah tergerak untuk menutup auratnya dengan jilbab. Namun bagi Hana Tajima, jilbab adalah identitas seorang Muslimah. Sebagai seorang mualaf, desainer busana Muslimah yang sedang menjadi pusat perhatian itu memilih untuk mengenakan jilbab. Seperti halnya saat memutuskan untuk memeluk Islam, keputusan hana untuk mengenakan jilbab juga datang tanpa paksaan. “Saya mulai mengenakan jilbab pada hari yang sama di saat saya mengucapkan syahadat. Ini merupakan cara yang terbaik untuk membedakan kehidupan saya di masa lalu dengan kehidupan di masa depan,” paparnya seperti dikutip dari hijabscarf.blogspot.com.
Keputusannya untuk mengenakan jilbab kontan memancing reaksi beragam dari orang-orang di sekitarnya, terutama teman dekatnya. Sebelum mengenakan jilbab, Hana paham betul dengan semua konotasi negatif yang disematkan kepada orang-orang berjilbab. “Saya tahu apa yang mereka pikirkan mengenai jilbab, tetapi saya akan bersikap pura-pura tidak mengetahuinya. Namun seiring waktu, orang-orang di sekitarku kini bisa bersikap lebih santai manakala melihatku dalam balutan jilbab,” papar Hana sumringah.
Dalam blog pribadinya Hana mengakui bahwa menjadi seorang Muslimah di sebuah negara Barat dapat sedikit menakutkan, terutama ketika para mata di sekitarnya menatap dengan tatapan aneh. Maklum saja, di negara-negara Barat, sebagian penduduknya telah terjangkit Islamofobia. Tak sedikit, Muslimah yang mengalami diskriminasi dan pelecehan saat mengenakan jilbab. Bahkan, di Jerman beberapa waktu lalu, seorang Muslimah dibunuh di pengadilan karena mempertahankan jilbab yang dikenakannya.
“Karena itu, mengapa saya ingin menciptakan sesuatu yang akan membantu para Muslimah di mana pun untuk terus termotivasi mengatasi rasa takut itu,” ujar Hana. Kini, dengan busana Muslimah yang dirancangnya, kaum Muslimah di negara-negara Barat bisa tampil dengan busana yang bisa diterima masyarakat tanpa meninggalkan aturan yang ditetapkan syariat Islam. (Nidia Zuraya, Republika Online, 9 Januari 2011).
sumber