Tampilkan postingan dengan label Jilbab News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jilbab News. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Desember 2013

Fenomena Pakai Jilbab

Fenomena Jilbab


Apakah fenomena ini sebatas tren yang punya jangka waktu tertentu, atau lahir dari sebuah kesadaran kolektif keagamaan? Murnikah hanya sebagai sebuah mode yang terselip unsur privacy di dalamnya, atau terselip unsur resistensi dan ideologi sebagai salah satu bentuk reaksi atau perlawanan terhadap kekuatan luar, seperti kecemasan dari dampak arus globalisasi, westernisasi, dan fenomena deislamisasi lain?

Apakah fenomena jilbab punya andil di dalam maraknya aspirasi peraturan daerah (perda) syari'ah, atau sebaliknya, perda syari'ah menjadi faktor merebaknya fenomena jilbab? Atau semacam gayung bersambut, tren jilbab sebagai mode, privacy, dan resistensi, mendapatkan legitimasi struktural?
Jika jilbab tampil bukan hanya sebagai mode dan privacy, tetapi tampil sebagai suatu kekuatan, pergerakan, pertahanan, dan proteksi, maka pada saat itu fenomena jilbab memiliki nuansa baru, bukan lagi hanya sebatas penutup aurat bagi perempuan tetapi memiliki kekuatan politik yang patut diperhitungkan.
Apakah fenomena seperti ini akan memberikan harapan lebih positif bagi dunia perempuan atau sebaliknya, fenomena ini lebih merupakan bentuk lain dari politik patriarki yang menggunakan simbol-simbol agama di dalam melanggengkan status kuno: Kaum perempuan diserukan menggunakan jilbab dan kaum laki-laki diserukan memelihara kumis dan jenggot, dan dengan demikian segregasi laki-laki dan perempuan tetap akan langgeng?
Pengertian jilbab
Pakaian penutup kepala perempuan di Indonesia semula lebih umum dikenal dengan kerudung, tetapi permulaan tahun 1980-an lebih populer dengan jilbab. Jilbab berasal dari akar kata jalaba, berarti menghimpun dan membawa. Jilbab pada masa Nabi Muhammad SAW ialah pakaian luar yang menutupi segenap anggota badan dari kepala hingga kaki perempuan dewasa.
Jilbab dalam arti penutup kepala hanya dikenal di Indonesia. Di beberapa negara Islam, pakaian sejenis jilbab dikenal dengan beberapa istilah, seperti chador di Iran, pardeh di India dan Pakistan, milayat di Libya, abaya di Irak, charshaf di Turki, hijab di beberapa negara Arab-Afrika seperti di Mesir, Sudan, dan Yaman. Hanya saja pergeseran makna hijab dari semula berarti tabir, berubah makna menjadi pakaian penutup aurat perempuan semenjak abad ke-4 H.
Jenis pakaian perempuan pada masa Nabi sebagaimana dapat ditelusuri di dalam syair-syair Jahiliyah, antara lain burqu', kain transparan atau perhiasan perak yang menutupi bagian muka kecuali dua bola mata; niqab, kain halus yang menutupi bagian hidung dan mulut; miqna'ah, kerudung mini yang menutupi kepala; qina', kerudung lebih lebar; litsam atau nishaf, kerudung lebih panjang atau selendang; khimar, istilah generik untuk semua pakaian penutup kepala dan leher; jilbab, pakaian luar seperti dijelaskan di atas.
Latar belakang jilbab
Jilbab merupakan fenomena simbolik sarat makna. Jika yang dimaksud jilbab penutup kepala (veil) perempuan, maka jilbab sudah menjadi wacana dalam Code Bilalama (3.000 SM), kemudian berlanjut di dalam Code Hammurabi (2.000 SM) dan Code Asyiria (1.500 SM). Ketentuan penggunaan jilbab sudah dikenal di beberapa kota tua seperti Mesopotamia, Babilonia, dan Asyiria. Perempuan terhormat harus menggunakan jilbab di ruang publik. Sebaliknya, budak perempuan dan prostitusi tidak boleh menggunakan. Perkembangan selanjutnya jilbab menjadi simbol kelas menengah atas masyarakat kawasan itu.
Ketika terjadi perang antara Romawi-Byzantium dan Persia, rute perdagangan antarpulau mengalami perubahan untuk menghindari akibat buruk wilayah peperangan. Kota di beberapa pesisir Jazirah Arab tiba-tiba menjadi penting sebagai wilayah transit perdagangan. Wilayah ini juga menjadi alternatif pengungsian dari daerah yang bertikai. Globalisasi peradaban secara besar-besaran terjadi pada masa ini. Kultur Hellenisme-Byzantium dan Mesopotamia-Sasania ikut menyentuh wilayah Arab yang tadinya merupakan geokultural tersendiri. Menurut De Vaux dalam Sure le Voile des Femmes dans l'Orient Ancient, tradisi jilbab (veil) dan pemisahan perempuan (seclution of women) bukan tradisi orisinal bangsa Arab, bahkan bukan juga tradisi Talmud dan Bibel. Tokoh-tokoh penting di dalam Bibel, seperti Rebekah yang mengenakan jilbab berasal dari etnis Mesopotamia di mana jilbab merupakan pakaian adat di sana.
Jilbab yang semula tradisi Mesopotamia-Persia dan pemisahan laki-laki dan perempuan merupakan tradisi Hellinistik-Byzantium, menyebar menembus batas geokultural, tidak terkecuali bagian utara dan timur Jazirah Arab seperti Damaskus dan Baghdad yang pernah menjadi ibu kota politik Islam zaman Dinasti Mu'awiyah dan Abbasiah.
Institusionalisasi jilbab dan pemisahan perempuan mengkristal ketika dunia Islam bersentuhan dengan peradaban Hellenisme dan Persia di kedua kota penting tersebut. Pada periode ini, jilbab yang tadinya merupakan pakaian pilihan (occasional costume) mendapatkan kepastian hukum (institutionalized), pakaian wajib bagi perempuan Islam. Kedua kota tersebut juga punya andil besar dalam kodifikasi kitab-kitab standard seperti hadis, tafsir, fikih, tarekh, termasuk pembakuan standar penulisan (rasm) dan bacaan (qira'at) Al Quran. Disadari atau tidak, unsur Hellinisme-Persia ikut berpengaruh di dalam kodifikasi dan standardisasi tersebut. Sebagai contoh, riwayat Israiliyat ikut mempertebal jilid kitab Tafsir al-Thabary yang kemudian menjadi rujukan ulama pada kitab-kitab tafsir sesudahnya.
Wacana jilbab dalam Islam
Ada dua istilah populer digunakan Al Quran untuk penutup kepala yaitu khumur dan jalabib, keduanya dalam bentuk jamak dan bersifat generik. Kata khumur (QS al-Nur/34:31) bentuk jamak dari khimar dan kata jalabib (QS al-Ahdzab/33:59) bentuk jamak kata jilbab.
Al Quran dan hadis tidak pernah secara khusus menyinggung bentuk pakaian penutup muka. Bahkan, dalam hadis, muka dengan tegas masuk dalam pengecualian dan dalam suasana ihram tidak boleh ditutupi. Lagi pula, ayat-ayat yang berbicara tentang penutup kepala tidak ada satu pun disangkutpautkan dengan unsur mitologi dan strata sosial. Dua ayat di atas merupakan tanggapan terhadap kasus tertentu yang terjadi pada masa Nabi. Penerapan ayat seperti ini menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan ulama Ushul Fikih; apakah yang dijadikan pegangan lafaznya yang bersifat umum, atau sebab turunnya yang bersifat khusus.
Dua ayat di atas turun dalam konteks keamanan dan kenyamanan perempuan. Bandingkan dengan chador yang dalam mitologi Sasania-Persia, dianggap pengganti kemah menstruasi (menstrual hut), tempat pengasingan perempuan menstruasi di luar perkampungan. Sementara dalam tradisi Yunani, jilbab dianggap fenomena kelas masyarakat tertentu.
Ayat khimar turun untuk menanggapi model pakaian perempuan yang ketika itu menggunakan penutup kepala (muqani'), tetapi tidak menjangkau bagian dada, sehingga bagian dada dan leher tetap kelihatan. Menurut Muhammad Sa'id al-'Asymawi, QS al-Nur/24:31 turun untuk memberikan pembedaan antara perempuan mukmin dan perempuan selainnya, tidak dimaksudkan untuk menjadi format abadi (uridu fihi wadl' al-tamyiz, wa laisa hukman muabbadan).
Ayat jilbab juga turun berkenaan seorang perempuan terhormat yang bermaksud membuang hajat di belakang rumah di malam hari tanpa menggunakan jilbab, maka datanglah laki-laki iseng mengganggu karena dikira budak. Peristiwa ini menjadi sebab turunnya QS al-Ahdzab/33:33. Menurut Al-'Asymawi dan Muhammad Syahrur, terkait dengan alasan dan motivasi tertentu (illat); karenanya berlaku kaidah: Suatu hukum terkait dengan illat, di mana ada illat di situ ada hukum. Jika illat berubah, maka hukum pun berubah.
Ayat hijab, sangat terkait dengan keterbatasan tempat tinggal Nabi bersama beberapa istrinya dan semakin besarnya jumlah sahabat yang berkepentingan dengannya. Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan (perlu diingat, ayat hijab ini turun setelah kejadian tuduhan palsu/hadis al-ifk terhadap 'Aisyah), Umar mengusulkan agar dibuat sekat (Arab: hijab) antara ruang tamu dan ruang privat Nabi. Tetapi, tidak lama kemudian turunlah ayat hijab.
Sedangkan, hadis yang berhubungan langsung dengan penggunaan jilbab hanya ditemukan dalam dua hadis ahad, hadis yang diriwayatkan perorangan, bukan secara kolektif dan massif (masyhur atau mutawatir). hadis pertama bersumber dari Aisyah, Rasulullah bersabda, "Tidak diperkenankan seorang perempuam yang beriman kepada Allah dan Rasulnya jika sudah sampai usia balig menampakkan (anggota badannya) selain muka dan kedua tangannya sampai di sini," sambil menunjukkan setengah hasta.
Hadis kedua dari Daud yang diterima dari Aisyah, yang menceritakan ketika Asma binti Abi Bakr masuk ke rumah kediaman Rasulullah SAW, lalu Rasulullah mengatakan kepadanya, "Wahai Asma, sesungguhnya perempuan jika sampai usia balig, tidak boleh dipandang kecuali yang ini," sambil Rasulullah menunjukkan wajah dan telapak tangannya.
Menurut Asymawi, kedua hadis tersebut termasuk hadis ahad, bukan hadis mutawatir atau masyhur. Berdasar dengan hadis ahad memang kontroversial di kalangan ulama Ushul Fikih. Salah satu hadis tersebut di-mursal-kan (jaringan penutur terputus) oleh Abu Daud, karena bersumber dari Khalid ibn Darik yang bukan hanya tidak berjumpa (mu'asharah) tetapi juga tidak ketemu (liqa') dengan Aisyah. Di samping itu, hadis ini mulai populer pada abad ketiga Hijriah., dipopulerkan oleh Khalid ibn Darik, yang kemudian dimonumentalkan dalam Sunan Abu Daud. Kalau sekiranya hadis ini direpresentasikan pada umat Islam, maka sejak awal jilbab menjadi tradisi kolektif keseharian (sunnah mutawatirah bi al-fi'l), bukannya dengan kualifikasi hadis ahad-mursal. Tradisi jilbab di kalangan sahabat dan tabi'in, menurut Asymawi, lebih merupakan keharusan budaya daripada keharusan agama.
Muhammad Syahrur dalam bukunya Al-Kitab wa al-Qur'an juga pernah menyatakan hijab hanya termasuk dalam urusan harga diri, bukan urusan halal atau haram. Pada awal abad ke-19 Qasim Amin dalam Tahrir al-Mar'ah sudah mempersoalkan hal ini. Namun perlu ditegaskan, meskipun pemikir itu berpandangan kritis terhadap jilbab, tetapi mereka tetap mengidealkan penggunaan jilbab bagi perempuan. Inti wacana mereka adalah bagaimana jilbab tidak membungkus kreativitas dan produktivitas perempuan, bukannya melarang atau menganjurkan pembukaan jilbab.
Jilbab sebagai fenomena
resistensi

Ketika gerakan para mullah mulai marak di Iran pada tahun 1970-an dan mencapai puncaknya ketika Imam Khomeini berhasil menggusur Reza Pahlevi yang dipopulerkan sebagai antek dunia Barat di Timur Tengah, maka Khomeini menjadi lambang kemenangan Islam terhadap boneka Barat. Simbol-simbol kekuatan Khomeini, seperti foto Imam Khomeini dan komunitas Black Veil menjadi tren di kalangan generasi muda Islam seluruh dunia. Semenjak itu jilbab mulai menghiasi kampus dunia Islam, tidak terkecuali Indonesia. Identitas jilbab seolah sebagai lambang kemenangan.
Perkembangan berikutnya, ketika perang dingin blok Timur dan blok Barat usai berbarengan dengan semakin pesatnya kekuatan pengaruh globalisasi, maka timbul kecemasan lebih kompleks dari kalangan umat Islam. Islam dan berbagai pranatanya berhadap-hadapan langsung dengan dunia Barat. Apa yang dilukiskan Huntington benturan Barat-Islam akan terjadi pada pascabenturan Timur-Barat, menunjukkan adanya tanda kebenaran, terutama setelah peristiwa 11 September 2001.
Sebagian umat Islam percaya bahwa untuk mengembalikan kekuatan Islam seperti zaman kejayaan dulu, umat Islam harus kembali kepada formalisme keagamaan dan sejarah masa lampaunya. Semangat mengembalikan simbol dan identitas Islam masa lalu terus dipompakan, termasuk di antaranya penggunaan jilbab bagi kaum perempuan dan pemeliharaan kumis dan jenggot bagi laki-laki.
Kadar proteksi dan ideologi di balik fenomena jilbab di Indonesia tidak terlalu menonjol. Fenomena yang lebih menonjol ialah jilbab sebagai tren, mode, dan privacy sebagai akumulasi pembengkakan kualitas pendidikan agama dan dakwah di dalam masyarakat. Lagi pula, bukankah salah satu ciri budaya bangsa dalam potret perempuan masa lalu adalah kerudung?
Tidak perlu over estimate atau fobia bahwa fenomena jilbab merupakan bagian dari jaringan ideologi tertentu yang menakutkan. Jilbab tidak perlu dikesankan seperti "imigran gelap" yang selalu dimata-matai, seperti yang pernah terjadi pada masa lalu yaitu fenomena jilbab dicurigai sebagai bagian dari ekspor Revolusi Iran. Sepanjang fenomena jilbab tumbuh di atas kesadaran sebagai sebuah pilihan dan sebagai ekspresi pencarian jati diri seorang perempuan muslimah, tidak ada unsur paksaan dan tekanan, itu sah-sah saja. Tidakkah manusiawi jika seseorang menentukan pilihannya secara sadar?

Kamis, 24 Oktober 2013

Cara Merawat Kulit Kepala Tetap Sehat Untuk Wanita Berjilbab

Kulit kepala dan rambut yang sehat tetap bisa kita dapatkan meskipun memakai jilbab. Memang dengan memakai jilbab kulit kepala jadi berminyak, rambut jadi lembab, bahkan dapat mengakibatkan kerontokan. Selain itu jika kulit kepala tidak dirawat secara rutin dan teratur dapat menyebabkan rambut menjadi kering, kusam dan bau.

Tentu saja bagi wanita yang memakai jilbab, masalah tersebut sudah tidak asing lagi. Pastinya banyak yang sudah mengalami permasalahan kulit ketika memakai jilbab. Lantas bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut ini seperti yang dikutip dari vemale.com. 

Cara Merawat Kulit Kepala Tetap Sehat

Cara Merawat Kulit Kepala Tetap Sehat Untuk Wanita Berjilbab

Memiliki rambut yang sehat dan kuat merupakan impian setiap wanita. Meskipun memakai jilbab, Anda tetap dapat memilikinya dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

Mencuci rambut secara teratur
Mencuci rambut terlalu sering tidak baik untuk rambut karena dapat membuat rambut menjadi kering, demikian juga mencuci rambut terlalu lama. Mencuci rambut normalnya dua hari sekali, imbangi juga dengan pemakaian conditioner yang sama dengan jenis sampo agar rambut dapat terawat lebih maksimal.

Rutin melakukan hair treatment
Dengan rutin melakukan hari treatment dapat membuat rambut Anda menajdi lebih sehat, lebih lembut dan lebih wangi. Anda dapat memilih salon langganan terbaik untuk melakukan hair treatment mulai dari creambath sampai hair mask. Untuk melakukan creambath, normalnya dilakukan dua minggu sampai satu bulan sekali.

Pastikan rambut Anda kering setelah keramas
Setelah keramas, sebaiknya pastikan bahwa rambut Anda benar-benar kering. Jangan terburu-buru memakai jilbab ketika rambut Anda masih basah atau setengah kering karena dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

Hindari mengikat rambut terlalu kencang
Bagi Anda yang memiliki rambut panjang, pastinya Anda akan mengikat rambut akan tidak bertebaran kemana-mana. Sebaiknya hindari mengikat rambut terlalu kencang apalagi memakai karet gelang karena dapat membuat rambut tidak leluasa untuk bernafas. 

Hindari penggunaan hijab lebih dari delapan jam
Pemakaian jilbab yang terlalu lama dapat membuat rambut menjadi berkeringat dan lembab. Jika pekerjaan atau aktivitas sehari-hari menuntut Anda untuk memakai jilbab lebih dari 8 jam, maka Anda dapat memilih jilbab berbahan tipis dan menyerap keringat.

Hindari penggunaan jilbab bertumpuk lebih dari empat lapis
Dengan memakai jilbab bertumpuk-tumpuk lebih dari empat lapis dapat membuat rambut Anda menjadi lembab dan lepek.

Cara memakai jilbab kreasi dengan banyak lipatan memang terkadang dapat menimbulan masalah bagi kulit kepala atau rambut. Dengan mengetahui cara merawat kulit kepala tetap sehat untuk wanita berjilbab dapat membuat segala aktivitas Anda menjadi tidak terganggu. Semoga bermanfaat!

Cara Merawat Kulit Kepala Tetap Sehat Untuk Wanita Berjilbab

Kulit kepala dan rambut yang sehat tetap bisa kita dapatkan meskipun memakai jilbab. Memang dengan memakai jilbab kulit kepala jadi berminyak, rambut jadi lembab, bahkan dapat mengakibatkan kerontokan. Selain itu jika kulit kepala tidak dirawat secara rutin dan teratur dapat menyebabkan rambut menjadi kering, kusam dan bau.

Tentu saja bagi wanita yang memakai jilbab, masalah tersebut sudah tidak asing lagi. Pastinya banyak yang sudah mengalami permasalahan kulit ketika memakai jilbab. Lantas bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut ini seperti yang dikutip dari vemale.com. 

Cara Merawat Kulit Kepala Tetap Sehat

Cara Merawat Kulit Kepala Tetap Sehat Untuk Wanita Berjilbab

Memiliki rambut yang sehat dan kuat merupakan impian setiap wanita. Meskipun memakai jilbab, Anda tetap dapat memilikinya dengan melakukan beberapa hal berikut ini:

Mencuci rambut secara teratur
Mencuci rambut terlalu sering tidak baik untuk rambut karena dapat membuat rambut menjadi kering, demikian juga mencuci rambut terlalu lama. Mencuci rambut normalnya dua hari sekali, imbangi juga dengan pemakaian conditioner yang sama dengan jenis sampo agar rambut dapat terawat lebih maksimal.

Rutin melakukan hair treatment
Dengan rutin melakukan hari treatment dapat membuat rambut Anda menajdi lebih sehat, lebih lembut dan lebih wangi. Anda dapat memilih salon langganan terbaik untuk melakukan hair treatment mulai dari creambath sampai hair mask. Untuk melakukan creambath, normalnya dilakukan dua minggu sampai satu bulan sekali.

Pastikan rambut Anda kering setelah keramas
Setelah keramas, sebaiknya pastikan bahwa rambut Anda benar-benar kering. Jangan terburu-buru memakai jilbab ketika rambut Anda masih basah atau setengah kering karena dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

Hindari mengikat rambut terlalu kencang
Bagi Anda yang memiliki rambut panjang, pastinya Anda akan mengikat rambut akan tidak bertebaran kemana-mana. Sebaiknya hindari mengikat rambut terlalu kencang apalagi memakai karet gelang karena dapat membuat rambut tidak leluasa untuk bernafas. 

Hindari penggunaan hijab lebih dari delapan jam
Pemakaian jilbab yang terlalu lama dapat membuat rambut menjadi berkeringat dan lembab. Jika pekerjaan atau aktivitas sehari-hari menuntut Anda untuk memakai jilbab lebih dari 8 jam, maka Anda dapat memilih jilbab berbahan tipis dan menyerap keringat.

Hindari penggunaan jilbab bertumpuk lebih dari empat lapis
Dengan memakai jilbab bertumpuk-tumpuk lebih dari empat lapis dapat membuat rambut Anda menjadi lembab dan lepek.

Cara memakai jilbab kreasi dengan banyak lipatan memang terkadang dapat menimbulan masalah bagi kulit kepala atau rambut. Dengan mengetahui cara merawat kulit kepala tetap sehat untuk wanita berjilbab dapat membuat segala aktivitas Anda menjadi tidak terganggu. Semoga bermanfaat!

Kamis, 19 September 2013

Cara Merawat Jilbab Agar Awet Dan Tahan Lama

Cara merawat jilbab yang baik dan benar dapat membuat koleksi jilbab warna warni Anda tetap awet dan tidak mudah rusak. Mungkin Anda memiliki banyak sekali koleksi jilbab sehingga tidak semua jilbab dapat Anda gunakan setiap hari. Oleh sebab itu merawat semua jilbab menjadi sangat penting agar jilbab tidak mudah jamuran dan kehilangan warna indahnya.

Tentu saja memiliki jilbab yang tetap cantik dan menawan meskipun bukan merupakan jilbab baru adalah impian setiap wanita. Dengan memakai jilbab yang menawan membuat penampilan Anda semakin anggun dan menawan. Lantas bagaimana cara merawat jilbab agar selalu awet dan dapat digunakan setiap saat? Simak ulasan berikut ini seperti yang dikutip dari vemale.com.

Cara Merawat Jilbab

Cara merawat jilbab


Jilbab Paris
Jilbab paris memang tipis dan nyaman untuk dipakai, untuk mencucinya Anda cukup menggunakan air sabun ketimbang deterjen. Sebaiknya jangan mengucek terlalu keras jika terdapat noda yang tertinggal. Pada saat menjemur jilbab, sebaiknya jemur di tempat yang rindang sehingga tidak terpapar sinar matahari langsung. Lakukan hal yang sama saat menyetrika, gunakan suhu yang sedang hingga rendah.

Jilbab Bahan Kaos/Rayon
Jilbab yang berbahan rayon atau kaos bisanya memiliki elastisitas atau kelenturan yang baik, namun jangan terlalu sering membuatnya tertarik karena bisa membuat bahan menjadi molor dan tidak bagus bentuknya. Sebaiknya sendirikan jilbab kaos atau rayon pada saat mencuci agar tidak luntur. Kemudian pada saat mencuci dan menjemurnya tidak berbeda dengan jilbab paris, perbedaannya adalah kita bisa menggunakan deterjen sebagai pembersih. Pada saat menyetrika, sebaiknya setrika dengan suhu sedang karena bahannya cukup tebal.

Jilbab Chiffon
Jilbab Chiffon merupakan bahan yang sangat ringan dan membutuhkan perawatan khusus. Untuk mencucinya, kita dapat membersihkan secara manual dan menggunakan air sabun. Pada saat menguceknya kita juga harus sangat berhati-hati agar tidak mengubah bentuk dan warna bila chiffon. Sedangkan pada saat menyetrika, sebaiknya lapisi dengan kain agar tidak berinteraksi langsung dengan panas setrika.

Jilbab berpayet
Untuk mencuci jilbab jenis ini, sebaiknya hindari mencuci dengan deterjen. Sebagai gantinya, Anda dapat menggunakan larutan air dan shampoo, namun jangan pula merendam terlalu lama. Agar payet tidak mudah rusak, jangan memeras pada bagian ini. Jemur dengan diangin-anginkan sudah cukup untuk menjaga bentuk dan warna jilbab payet.

Jilbab Viscose
Jilbab jenis ini sagat lembut dan dingin di kulit, dengan warna yang sedikit mengkilap dan mirip seperti rajutan. Untuk mencucinya, Anda jangan merendam terlalu lama, karena dapat merusak jilbab. Setelah selesai mencuci, sebaiknya jemur dengan diangin-anginkan dan setrika dengan menggunakan panas rendah. 

Karen ada bermacam-macam jenis jilbab, maka kita harus memberikan perhatian khusus untuk beberapa koleksi jenis jilbab yang Anda miliki. Setelah semua jilbab Anda bersih dan tertata rapi, maka kini Anda bisa mencoba cara memakai jilbab yang sesuai dengan kebutuhan. Semoga sedikit ulasan cara merawat jilbab diatas dapat bermanfaat. Selamat mencoba!

Cara Merawat Jilbab Agar Awet Dan Tahan Lama

Cara merawat jilbab yang baik dan benar dapat membuat koleksi jilbab warna warni Anda tetap awet dan tidak mudah rusak. Mungkin Anda memiliki banyak sekali koleksi jilbab sehingga tidak semua jilbab dapat Anda gunakan setiap hari. Oleh sebab itu merawat semua jilbab menjadi sangat penting agar jilbab tidak mudah jamuran dan kehilangan warna indahnya.

Tentu saja memiliki jilbab yang tetap cantik dan menawan meskipun bukan merupakan jilbab baru adalah impian setiap wanita. Dengan memakai jilbab yang menawan membuat penampilan Anda semakin anggun dan menawan. Lantas bagaimana cara merawat jilbab agar selalu awet dan dapat digunakan setiap saat? Simak ulasan berikut ini seperti yang dikutip dari vemale.com.

Cara Merawat Jilbab

Cara merawat jilbab


Jilbab Paris
Jilbab paris memang tipis dan nyaman untuk dipakai, untuk mencucinya Anda cukup menggunakan air sabun ketimbang deterjen. Sebaiknya jangan mengucek terlalu keras jika terdapat noda yang tertinggal. Pada saat menjemur jilbab, sebaiknya jemur di tempat yang rindang sehingga tidak terpapar sinar matahari langsung. Lakukan hal yang sama saat menyetrika, gunakan suhu yang sedang hingga rendah.

Jilbab Bahan Kaos/Rayon
Jilbab yang berbahan rayon atau kaos bisanya memiliki elastisitas atau kelenturan yang baik, namun jangan terlalu sering membuatnya tertarik karena bisa membuat bahan menjadi molor dan tidak bagus bentuknya. Sebaiknya sendirikan jilbab kaos atau rayon pada saat mencuci agar tidak luntur. Kemudian pada saat mencuci dan menjemurnya tidak berbeda dengan jilbab paris, perbedaannya adalah kita bisa menggunakan deterjen sebagai pembersih. Pada saat menyetrika, sebaiknya setrika dengan suhu sedang karena bahannya cukup tebal.

Jilbab Chiffon
Jilbab Chiffon merupakan bahan yang sangat ringan dan membutuhkan perawatan khusus. Untuk mencucinya, kita dapat membersihkan secara manual dan menggunakan air sabun. Pada saat menguceknya kita juga harus sangat berhati-hati agar tidak mengubah bentuk dan warna bila chiffon. Sedangkan pada saat menyetrika, sebaiknya lapisi dengan kain agar tidak berinteraksi langsung dengan panas setrika.

Jilbab berpayet
Untuk mencuci jilbab jenis ini, sebaiknya hindari mencuci dengan deterjen. Sebagai gantinya, Anda dapat menggunakan larutan air dan shampoo, namun jangan pula merendam terlalu lama. Agar payet tidak mudah rusak, jangan memeras pada bagian ini. Jemur dengan diangin-anginkan sudah cukup untuk menjaga bentuk dan warna jilbab payet.

Jilbab Viscose
Jilbab jenis ini sagat lembut dan dingin di kulit, dengan warna yang sedikit mengkilap dan mirip seperti rajutan. Untuk mencucinya, Anda jangan merendam terlalu lama, karena dapat merusak jilbab. Setelah selesai mencuci, sebaiknya jemur dengan diangin-anginkan dan setrika dengan menggunakan panas rendah. 

Karen ada bermacam-macam jenis jilbab, maka kita harus memberikan perhatian khusus untuk beberapa koleksi jenis jilbab yang Anda miliki. Setelah semua jilbab Anda bersih dan tertata rapi, maka kini Anda bisa mencoba cara memakai jilbab yang sesuai dengan kebutuhan. Semoga sedikit ulasan cara merawat jilbab diatas dapat bermanfaat. Selamat mencoba!

Selasa, 20 Agustus 2013

Cara Mengatasi Rambut Rontok Untuk Wanita Berjilbab

Cara mengatasi rambut rontok yang baik dan benar dapat membuat rambut Anda menjadi sehat kembali. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengembalikan kesuburan rambut. Memang sangat menyebalkan jika kita menemukan helia demai helai rambut kita tertinggal di sisir. Jika dibiarkan secara terus menerus ditakutkan terjadi hal yang sangat kita takutkan yaitu kebotakan.

Meskipun Anda memakai jilbab, bukan berarti Anda membiarkan rambut Anda rontok satu per satu tanpa melakukan perawatan sama sekali. Memang rambut rontok tidak akan terjadi bergitu saja, namun ada beberapa penyebab yang memicu terjadinya kerontokan rambut, diantaranya adalah stres, pola makan yang buruk, gaya hidup yagn tidak sehat, mengkonsumsi obat-obatan, polusi, perubahan hormon, dan pemakaian hairdryer atau catok yang dapat melemahkan protein rambut, sehingga mudah lepas dari akarnya.

Cara Mengatasi Rambut Rontok

Cara Mengatasi Rambut Rontok

Tentu saja kita tidak menginginkan rmabut kita rontok dan hilang begitu saja. Anda harus melakukan pencegahan sejak dini agar rambut Anda tidak bertambah parah. Jika kerontokan pada rambut Anda berada diatas normal yaitu sekitar 60 - 80 helai setiap harinya, maka Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut ini seperti yang dikutip dari vemale.com.

Pakailah Kondisioner
Keramaslah secara teratur dan berkala, namun jangan setiap hari. Karena dengan keramas setiap hari justru akan membuat minyak alami yang dihasilkan oleh kulit kepala untuk melindungi rambut akan terkikis oleh shampo. Sebaiknya keramaslah 2 hari sekali dengan memberikan kondisioner agar dapat mengurangi kusut pada rambut.

Gunakan Sisir Lebar Saat Rambut Basah
Sebaiknya gunakan sisir yang lebar jika Anda ingin menyisir rambut yang sedang basah agar dapat mengurangi kerontokan. Memang tidak dianjurkan untuk menyisir rambut dalam keadaan masih basah. Karena pada kondisi yang basah tersebut akar rambut menjadi sangat rapuh. Hindari juga menggosok terlalu keras rambut yang masih basah dengan handuk, cukup tepuk-tepuk secara lembut dan perlahan.

Gunakan Serum Pelindung Rambut
Bagi Anda yang sering menggunakan catok atau hairdryer, maka sebaiknya gunakan serum pelindung rambut agar dapat melindungi dari panas catok atau hairdryer. Selain itu, penggunaan serum rambut juga dapat melindungi dari polusi dan panas matahari.

Gunakan Perawatan Rambut Menggunakan Minyak Alami
Penggunaan minyak alami seperti minyak kelapa atau minyak zaitun sebagai salah satu perawatan rambut rontok sangat baik sekali dan sudah terbukti sejak dulu kala. Anda dapat melakukan perawatan tersebut satu kali dalam seminggu secara rutin dan rambut Anda akan kembali sehat berkilau.

Setelah melakukan perawatan rambut, kini Anda bisa memulai cara memakai jilbab sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas sehari-hari. Selain rambut rontok, beberapa tips dan cara mengatasi ketombe berikut ini mungkin bisa bermanfaat bagi Anda. Selamat mencoba cara mengatasi rambut rontok diatas!

Cara Mengatasi Rambut Rontok Untuk Wanita Berjilbab

Cara mengatasi rambut rontok yang baik dan benar dapat membuat rambut Anda menjadi sehat kembali. Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengembalikan kesuburan rambut. Memang sangat menyebalkan jika kita menemukan helia demai helai rambut kita tertinggal di sisir. Jika dibiarkan secara terus menerus ditakutkan terjadi hal yang sangat kita takutkan yaitu kebotakan.

Meskipun Anda memakai jilbab, bukan berarti Anda membiarkan rambut Anda rontok satu per satu tanpa melakukan perawatan sama sekali. Memang rambut rontok tidak akan terjadi bergitu saja, namun ada beberapa penyebab yang memicu terjadinya kerontokan rambut, diantaranya adalah stres, pola makan yang buruk, gaya hidup yagn tidak sehat, mengkonsumsi obat-obatan, polusi, perubahan hormon, dan pemakaian hairdryer atau catok yang dapat melemahkan protein rambut, sehingga mudah lepas dari akarnya.

Cara Mengatasi Rambut Rontok

Cara Mengatasi Rambut Rontok

Tentu saja kita tidak menginginkan rmabut kita rontok dan hilang begitu saja. Anda harus melakukan pencegahan sejak dini agar rambut Anda tidak bertambah parah. Jika kerontokan pada rambut Anda berada diatas normal yaitu sekitar 60 - 80 helai setiap harinya, maka Anda dapat melakukan beberapa langkah berikut ini seperti yang dikutip dari vemale.com.

Pakailah Kondisioner
Keramaslah secara teratur dan berkala, namun jangan setiap hari. Karena dengan keramas setiap hari justru akan membuat minyak alami yang dihasilkan oleh kulit kepala untuk melindungi rambut akan terkikis oleh shampo. Sebaiknya keramaslah 2 hari sekali dengan memberikan kondisioner agar dapat mengurangi kusut pada rambut.

Gunakan Sisir Lebar Saat Rambut Basah
Sebaiknya gunakan sisir yang lebar jika Anda ingin menyisir rambut yang sedang basah agar dapat mengurangi kerontokan. Memang tidak dianjurkan untuk menyisir rambut dalam keadaan masih basah. Karena pada kondisi yang basah tersebut akar rambut menjadi sangat rapuh. Hindari juga menggosok terlalu keras rambut yang masih basah dengan handuk, cukup tepuk-tepuk secara lembut dan perlahan.

Gunakan Serum Pelindung Rambut
Bagi Anda yang sering menggunakan catok atau hairdryer, maka sebaiknya gunakan serum pelindung rambut agar dapat melindungi dari panas catok atau hairdryer. Selain itu, penggunaan serum rambut juga dapat melindungi dari polusi dan panas matahari.

Gunakan Perawatan Rambut Menggunakan Minyak Alami
Penggunaan minyak alami seperti minyak kelapa atau minyak zaitun sebagai salah satu perawatan rambut rontok sangat baik sekali dan sudah terbukti sejak dulu kala. Anda dapat melakukan perawatan tersebut satu kali dalam seminggu secara rutin dan rambut Anda akan kembali sehat berkilau.

Setelah melakukan perawatan rambut, kini Anda bisa memulai cara memakai jilbab sesuai dengan kebutuhan dan aktivitas sehari-hari. Selain rambut rontok, beberapa tips dan cara mengatasi ketombe berikut ini mungkin bisa bermanfaat bagi Anda. Selamat mencoba cara mengatasi rambut rontok diatas!

Minggu, 18 Agustus 2013

Cara Mengatasi Dan Mencegah Ketombe Untuk Wanita Berjilbab

Cara mengatasi ketombe dan mencegahnya berikut ini bisa segera Anda coba dirumah. Memang dengan adanya ketombe ini dapat  membuat Anda menjadi tidak nyaman karena gatal dan serbuk-serbuk putih yang menyerang rambut Anda. Bagi Anda wanita yang berjilbab dan memiliki masalah ketombe, maka kini tidak perlu risau lagi. Anda dapat mengtasainya dengan bantuan beberapa tips dibawah ini.

Sebelum Anda memulai beberapa tipsnya, sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu beberapa penyebab ketombe. Ketombe dapat terjadi karena jamur, kulit kering, stres, pemilihan produk perawatan rambut yang tidak cocok dengan kulit kepala, gaya hidup, dan perawatan rambut yang tidak tepat. Oleh sebab itu jangan terburu-buru menyalahkan cara memakai jilbab yang Anda gunakan.

Cara Mengatasi Ketombe

Cara Mengatasi Dan Mencegah Ketombe Untuk Wanita Berjilbab

Lantas bagaimana cara mencegah dan mengatasi ketombe yang muncul di balik jilbab yang Anda gunakan? Simak uraian berikut ini seperti yang dilansir dari vemale.com.

Sebaiknya ganti inner jilbab Anda secara rutin dan berkala
Dengan mengganti inner jilbab secara rutin dapat menghindarkan keringat dan kotoran yang dapat menyebabkan gatal sehingga membuat Anda tidak nyaman. Sebaiknya jangan gunakan inner jilbab Anda yang sama lebih dari dua hari.

Mengeringkan rambut sebelum memakai jilbab
Tentu saja Anda harus mengeringkan rambut setelah keramas sebelum memakai jilbab. Karena rambut yang basah atau setengah kering jika langsung ditutup dengan jilbab dapat memicu terjadinya ketombe.

Mencuci rambut dengan air teh basi
Air teh basi yang telah direndam selama semalaman ternyata dapat mengurangi terjadinya ketombe pada rambut Anda. Siramkan air teh basi pada rambut sebelum keramas kemudian cuci sampai bersih, lakukan perawatan ini secara teratur dan berkala.

Gunakan Hair tonic anti ketombe
Dengan menggunakan hair tonik anti ketombe tersebut dapat menjaga kelembaban kulit kepala dan mencegah rambut rontok. Anda dapat menggunakannya setelah keramas dengan cara memijat-mijatnya secara perlahan.

Keramas secara teratur
Dengan melakukan keramas secara teratur dapat menghindarkan Anda dari ketombe. Anda dapat mencuci rambut setidaknya tiga kali dalam seminggu atau sesuai dengan kebutuhan kondisi kulit agar rambut senantiasa bersih, sehat dan terbebas dari keringat.

Dengan menutup rambut menggunakan jilbab memang dapat membuat kelembapan kulit kepala menjadi tidak stabil. Namun cara merawat rambut yang tepat dapat membuat kulit kepala dan rambut Anda tetap sehat dan indah. Selamat mencoba cara mengatasi ketombe untuk wanita berjilbab diatas!

Cara Mengatasi Dan Mencegah Ketombe Untuk Wanita Berjilbab

Cara mengatasi ketombe dan mencegahnya berikut ini bisa segera Anda coba dirumah. Memang dengan adanya ketombe ini dapat  membuat Anda menjadi tidak nyaman karena gatal dan serbuk-serbuk putih yang menyerang rambut Anda. Bagi Anda wanita yang berjilbab dan memiliki masalah ketombe, maka kini tidak perlu risau lagi. Anda dapat mengtasainya dengan bantuan beberapa tips dibawah ini.

Sebelum Anda memulai beberapa tipsnya, sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu beberapa penyebab ketombe. Ketombe dapat terjadi karena jamur, kulit kering, stres, pemilihan produk perawatan rambut yang tidak cocok dengan kulit kepala, gaya hidup, dan perawatan rambut yang tidak tepat. Oleh sebab itu jangan terburu-buru menyalahkan cara memakai jilbab yang Anda gunakan.

Cara Mengatasi Ketombe

Cara Mengatasi Dan Mencegah Ketombe Untuk Wanita Berjilbab

Lantas bagaimana cara mencegah dan mengatasi ketombe yang muncul di balik jilbab yang Anda gunakan? Simak uraian berikut ini seperti yang dilansir dari vemale.com.

Sebaiknya ganti inner jilbab Anda secara rutin dan berkala
Dengan mengganti inner jilbab secara rutin dapat menghindarkan keringat dan kotoran yang dapat menyebabkan gatal sehingga membuat Anda tidak nyaman. Sebaiknya jangan gunakan inner jilbab Anda yang sama lebih dari dua hari.

Mengeringkan rambut sebelum memakai jilbab
Tentu saja Anda harus mengeringkan rambut setelah keramas sebelum memakai jilbab. Karena rambut yang basah atau setengah kering jika langsung ditutup dengan jilbab dapat memicu terjadinya ketombe.

Mencuci rambut dengan air teh basi
Air teh basi yang telah direndam selama semalaman ternyata dapat mengurangi terjadinya ketombe pada rambut Anda. Siramkan air teh basi pada rambut sebelum keramas kemudian cuci sampai bersih, lakukan perawatan ini secara teratur dan berkala.

Gunakan Hair tonic anti ketombe
Dengan menggunakan hair tonik anti ketombe tersebut dapat menjaga kelembaban kulit kepala dan mencegah rambut rontok. Anda dapat menggunakannya setelah keramas dengan cara memijat-mijatnya secara perlahan.

Keramas secara teratur
Dengan melakukan keramas secara teratur dapat menghindarkan Anda dari ketombe. Anda dapat mencuci rambut setidaknya tiga kali dalam seminggu atau sesuai dengan kebutuhan kondisi kulit agar rambut senantiasa bersih, sehat dan terbebas dari keringat.

Dengan menutup rambut menggunakan jilbab memang dapat membuat kelembapan kulit kepala menjadi tidak stabil. Namun cara merawat rambut yang tepat dapat membuat kulit kepala dan rambut Anda tetap sehat dan indah. Selamat mencoba cara mengatasi ketombe untuk wanita berjilbab diatas!

Sabtu, 17 Agustus 2013

Cara Merawat Rambut Wanita Berjilbab Agar Tetap Sehat

Cara merawat rambut wanita berjilbab memang bisa dibilang gampang-gampang susah. Meskipun rambut kita tertutup oleh jilbab bukan berarti kita membiarkan saja atau tidak merawat rambut. Karena rambut adalah mahkota bagi setiap wanita oleh sebab itu harus kita rawat agar tetap sehat dan indah.

Apakah Anda sudah mencoba berbagai cara merawat rambut bagi yang berjilbab namun belum menemukan solusi yang tepat? Nah kali ini kita akan membahas tentang bagai cara merawat agar rambut kita tetap sehat meskipun kita sedang memakai jilbab. Tertarik untuk mencobanya? Langsung saja simak beberapa tips berikut ini.

Cara Merawat Rambut Wanita Berjilbab

Cara Merawat Rambut Wanita Berjilbab

Untuk wanita berjilbab, memang rambut selalu tertutup jilbab sehingga terkadang membuat kondisi rambut menjadi lembab dan mempengaruhi kesehatannya. Oleh sebab itu perawatan yang tepat mutlak Anda lakukan. Ada beberapa hal yang harus Anda lakukan agar rambut tetap sehat seperti yang dilansir dari vemale.com berikut ini:

Sebaiknya Anda memilih jilbab yang dapat menyerap keringat
Dengan memilih jilbab yang tepat, dapat mengurangi keringat yang berlebih pada saat kita memakai jilbab. Anda dapat memilih jilbab yang berbagan kaus atau katun sehingga dapat menyerap kekringat berlebih dan menguranginya.

Hindari mengikat rambut terlalu kencang
Untuk Anda yang memiliki rambut panjang, memang rambut harus dikikat agar tidak keluar atau muncul saat kita memakai jilbab. Nah sebaiknya jangan mengikat rambut Anda terlelu kencang karena dapat membuat rambut menjadi mudah patah.

Tunggu rambut sampai kering
Setelah Anda keramas sebaiknya jangan terburu-buru memakai jilbab, sebaiknya tunggu sampai rambut Anda kering. Karena pada kondisi rambut yang masih basah jika memakai jilbab dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, ketombe dan dapat menyebabkan terjadinya kerontokan. Jika Anda terburu-buru, maka bisa menggunakan hair dryer untuk mengeringkannya.

Hindari menggunakan jilbab dengan banyak lapis
Jika Anda menyukai memakai jilbab dengan berlapis-lapis, maka sebaiknya hindari penggunaan banyak lapis jilbab. Sebaiknya gunakan maksimal hanya empat lapis saja agar sirkulasi udara pada rambut tetap seimbang.

Kurangi menggunakan jilbab yang berwarna gelap
Seperti yang telah banyak kita ketahui bahwa warna gelap dapat menyerap sinar matahari dan dapat membuat kondisi menjadi lembab pada daerah sekitar kepala dan rambut. Hindari penggunaan jilbab dengan warna gelap pada udara yang panas khususnya siang hari. Anda dapat menggunakan jilbab dengan warna lain seperti warna putih.

Keramas secara teratur
Dengan keramas secara teratur dapat menjaga kesehatan rambut dan memperkecil resiko kerusakan pada rambut Anda. Usahakan keramas secara teratur dua kali sehari menggunakan shampo yang tepat berdasarkan jenis rambut yang Anda miliki.

Setelah Anda mengetahui beberapa tips rambut sehat untuk wanita berjilbab, kini Anda bisa mencoba cara memakai jilbab sesuai dengan kebutuhan dan suasana. Semoga sedikit tips tentang cara merawat rambut wanita berjilbab diatas dapat bermanfaat untuk Anda. Selamat mencoba!

Cara Merawat Rambut Wanita Berjilbab Agar Tetap Sehat

Cara merawat rambut wanita berjilbab memang bisa dibilang gampang-gampang susah. Meskipun rambut kita tertutup oleh jilbab bukan berarti kita membiarkan saja atau tidak merawat rambut. Karena rambut adalah mahkota bagi setiap wanita oleh sebab itu harus kita rawat agar tetap sehat dan indah.

Apakah Anda sudah mencoba berbagai cara merawat rambut bagi yang berjilbab namun belum menemukan solusi yang tepat? Nah kali ini kita akan membahas tentang bagai cara merawat agar rambut kita tetap sehat meskipun kita sedang memakai jilbab. Tertarik untuk mencobanya? Langsung saja simak beberapa tips berikut ini.

Cara Merawat Rambut Wanita Berjilbab

Cara Merawat Rambut Wanita Berjilbab

Untuk wanita berjilbab, memang rambut selalu tertutup jilbab sehingga terkadang membuat kondisi rambut menjadi lembab dan mempengaruhi kesehatannya. Oleh sebab itu perawatan yang tepat mutlak Anda lakukan. Ada beberapa hal yang harus Anda lakukan agar rambut tetap sehat seperti yang dilansir dari vemale.com berikut ini:

Sebaiknya Anda memilih jilbab yang dapat menyerap keringat
Dengan memilih jilbab yang tepat, dapat mengurangi keringat yang berlebih pada saat kita memakai jilbab. Anda dapat memilih jilbab yang berbagan kaus atau katun sehingga dapat menyerap kekringat berlebih dan menguranginya.

Hindari mengikat rambut terlalu kencang
Untuk Anda yang memiliki rambut panjang, memang rambut harus dikikat agar tidak keluar atau muncul saat kita memakai jilbab. Nah sebaiknya jangan mengikat rambut Anda terlelu kencang karena dapat membuat rambut menjadi mudah patah.

Tunggu rambut sampai kering
Setelah Anda keramas sebaiknya jangan terburu-buru memakai jilbab, sebaiknya tunggu sampai rambut Anda kering. Karena pada kondisi rambut yang masih basah jika memakai jilbab dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, ketombe dan dapat menyebabkan terjadinya kerontokan. Jika Anda terburu-buru, maka bisa menggunakan hair dryer untuk mengeringkannya.

Hindari menggunakan jilbab dengan banyak lapis
Jika Anda menyukai memakai jilbab dengan berlapis-lapis, maka sebaiknya hindari penggunaan banyak lapis jilbab. Sebaiknya gunakan maksimal hanya empat lapis saja agar sirkulasi udara pada rambut tetap seimbang.

Kurangi menggunakan jilbab yang berwarna gelap
Seperti yang telah banyak kita ketahui bahwa warna gelap dapat menyerap sinar matahari dan dapat membuat kondisi menjadi lembab pada daerah sekitar kepala dan rambut. Hindari penggunaan jilbab dengan warna gelap pada udara yang panas khususnya siang hari. Anda dapat menggunakan jilbab dengan warna lain seperti warna putih.

Keramas secara teratur
Dengan keramas secara teratur dapat menjaga kesehatan rambut dan memperkecil resiko kerusakan pada rambut Anda. Usahakan keramas secara teratur dua kali sehari menggunakan shampo yang tepat berdasarkan jenis rambut yang Anda miliki.

Setelah Anda mengetahui beberapa tips rambut sehat untuk wanita berjilbab, kini Anda bisa mencoba cara memakai jilbab sesuai dengan kebutuhan dan suasana. Semoga sedikit tips tentang cara merawat rambut wanita berjilbab diatas dapat bermanfaat untuk Anda. Selamat mencoba!

Jumat, 05 April 2013

Gaya Berhijab Fatin Shidqia Diatas panggung

Gaya berhijab fatin shidqia memang selalu mengundang kekaguman bagi para penggemarnya. Selain suaranya yang merdu dan fenomal, diatas panggung fatin selalu tampil memukau. Fatin pertama kali tampil dalam audisi X-Factor Indonesia dengan menyanyikan lagu dari bruno mars yang berjudul grenade dan langsung menghebohkan para penonton.

Fatin Shidqia merupakan salah satu peserta X-Factor Indonesia. Gayanya yang polos dan menggemaskan membuat banyak orang yang menyukainya. Bahkan pada dewan juri juga memuji kwalitas suara yang dimiliki oleh fatin. Meskipun masih SMA, fatin mampu bertahan sejauh ini di panggun X-Factor Indonesia yang mempunyai persaingan yang sangat ketat.

Gaya Berhijab Fatin Shidqia

Gaya Berhijab Fatin Shidqia
gambar : vemale.com

Seperti yang dikutip dari vemale.com, ada beberapa gaya berhijab fatin yang dipakai diatas panggung dan memukau penonton. Seperti apa saja gaya berbusana muslimah ala fatin? Simak ulasan berikut ini.

gambar : vemale.com

Hijab Like a Diva

Dalam salah satu busana panggunggnya, fatin terlihat dalam balutan busana hitam bercorak silver, sehingga memberinya aura seorang diva yang tetap bersahaja. Gaya berjilbab fatin yang dipakai adalah model turban dengan tambahan puff pada bagian bahu sehingga lebih menegaskan bahwa penampilan fatin adalah seorang diva.

gambar : vemale.com
 
Girl in Pink Rainbow


Kali ini fatin seperti memakai model hijab pelangi ala Dian Pelangi. Dengan balutan warna pink dan bawahan tie dye dalam nuansa ungu, hitam dan pink. Sungguh warna yang menarik yang semakin membuat wajah fatin terlihat polos namun tetap cantik dan menawan.

gambar : vemale.com

Gaya Hijab Rocker dan Asimetris

Gaya berbusana fatin memang dipengaruhi oleh musik yang dia bawakan. Seperti saat membawakan lagu don't speak, fatin memakai busana yang berani dan eksploratif. Busana yang digunakan memadukan celana hitam dan mini dress asimetris warna merah yang unik, serta balutan glossy jacket yang 90-an banget. Terkbukti busana yang dikenakan fatin dapat menarik perhatian penonton disamping suaranya yang memang unik dan khas.

gambar : vemale.com

Bright Look

Kali ini fatin benar-benar tampil unik dan menarik dengan memadukan siluet, motif dan warna. Memberikan kesan stylish dan muda, sesuai dengan jiwa yang dinamis dan modern. Dilanjutkan dengan kombinasi hijab warna biru yang memberikan kesan sejuk dan cerah. Belum lagi celana motif bunga dan heels yang dia kenakan, keren abis.
 
Anda juga dapat mencontek cara memakai jilbab dan berbusana ala fatin untuk keperluan Anda sehari-hari ataupun untuk acara spesial tertentu. Tertarik dengan gaya berhijab fatin? Jadi tunggu apalagi? Selamat mencoba gaya berhijab fatin shidqi

source:
http://www.vemale.com/fashion/tips-and-tricks/21145-gaya-busana-muslimah-fatin-shidqia-di-atas-panggung.html