Senin, 18 November 2013

Kenali Bahaya Akibat kurang berolahraga

Menurut para ahli kurang olahraga bisa dikategorikan sebagai suatu penyakit. Mau tahu apa saja bahaya kurang berolahraga?

Badan Kesehatan Dunia  (WHO) menyebutkan sekitar dua juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit akibat gaya hidup malas dan kurang berolahraga. Sementara, penelitian yang dilakukan oleh University of Hong Kong menyebutkan,  dampak jangka panjang dari tidak pernah berolahraga sama berbahayanya dengan merokok. Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menyebutkan sekitar 20 persen penyebab kematian orang dewasa berusia 35 tahun ke atas adalah karena kurang olahraga.
Mengapa Olahraga itu Penting?

Tubuh manusia dibuat untuk banyak bergerak. Olahraga membuat otot dan rangka tubuh bergerak, denyut jantung meningkat sehingga darah beserta oksigen dan nutrisi  bisa disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Jarang berolahraga membuat distribusi oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Dampaknya, otot tubuh akan kekurangan oksigen sehingga membuat badan terasa pegal-gegal dan kaku. Kekurangan oksigen juga membuat kerja otak tidak maksimal sehingga mudah pusing dan susah konsentrasi.

Berikut beberapa risiko lain jika kurang berolahraga:

    Hipertensi: Olahraga teratur membantu membuat jantung lebih kuat sehingga mampu memompa darah lebih efisien ke seluruh tubuh. Ketika jantung tidak dibiasakan bekerja keras memompa darah maka kekuatan arteri dan tekanan darah lebih rendah.  Penyakit lainnya yang bisa timbul adalah stroke dan ginjal.
    Sakit jantung: Olahraga membantu menurunkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat dan  meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik, yang membantu melindungi Anda dari penyakit jantung. Kadar LDR yang tinggi juga berisiko terhadap berbagai penyakit kardiovaskuler.
    Osteoporosis: Kurang  olahraga bisa  membuat  tulang menjadi semakin lemah yang berdampak pada osteoporosis. Penyakit ini menyebabkan tulang mudah patah.
    Kanker payudara: Studi dari University of Southern California, Los Angeles menunjukan bahwa olahraga bisa mencegah kanker payudara pada wanita. Olahraga   membantu mengurangi berat  badan, membantu proses perubahan metabolisme dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang berguna untuk mengurangi risiko tumbuhnya sel kanker.
    Obesitas: Menurut WHO, kurang olahraga memiliki risiko dua kali terkena obesitas. Penyakit yang berhubungan dengan obesitas diantaranya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan gangguan tidur.
    Diabetes Tipe 2: Dua faktor risiko yang bisa mengembangkan diabetes adalah   kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Komplikasi diabetes antara lain penyakit ginjal, jantung, masalah mata, dan kerusakan saraf.
    Depresi: Olahraga atau aktivitas yang mengeluarkan keringat dapat meredakan depresi. Olahraga dapat  menyeimbangkan hormon antara endoktrin dan sistem saraf.

Manfaat Olahraga

Olahraga secara teratur memiliki banyak manfaat, diantaranya: Mengurangi risiko berbagai penyakit, membuat tidur lebih nyenyak, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kemampuan otak, menunda proses penuaan, menutrisi kulit, meningkatkan kecerdasan pada anak, dan membantu tumbuh kembang anak.
Olahraga yang Benar

Menurut dr. Michael Triangto, SpKo, dokter spesialis olahraga dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran,  olahraga tak ubahnya seperti pakaian. “Olahraga sifatnya tailor-made, disesuaikan per orang dan tujuannya. Apakah tujuannya berolahraga sebagai karier seperti atlet atau sekadar menjaga kebugaran?” ujar Michael.

Ada tiga cara mudah untuk mengetahui apakah olahraga yang dilakukan cocok atau tidak. Pertama, cek denyut nadi  setiap pagi ketika bangun tidur. Denyut nadi normal adalah 60 kali per menit. Jika setelah melakukan olahraga, Anda menemukan jumlah denyut pagi hari bertambah, berarti ada yang salah dengan jenis atau intensitas olahraga yang dilakukan.

Kedua, apa yang Anda rasakan ketika bangun pagi? Jika badan sakit dan malah jadi malas beraktivitas, berarti ada yang salah.

Ketiga, lakukan pemeriksaan tekanan darah dan suhu tubuh dengan rutin. Lalu, bandingkan hasilnya sebelum dan sesudah berolahraga. Jika hasilnya berbeda, berarti ada yang salah dalam berolahraga.

Michael menyarankan jika Anda tidak punya cukup waktu untuk berolahraga maka usahakan olahraga 15 menit tiap hari seperti jalan kaki, lari, berenang. Intinya bergeraklah agar badan tidak sakit.

Nara Sumber: dr. Michael Triangto, SpKo, Dokter Spesialis Kedokteran Olaharaga dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran.
"item"'>
Menurut para ahli kurang olahraga bisa dikategorikan sebagai suatu penyakit. Mau tahu apa saja bahaya kurang berolahraga?

Badan Kesehatan Dunia  (WHO) menyebutkan sekitar dua juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit akibat gaya hidup malas dan kurang berolahraga. Sementara, penelitian yang dilakukan oleh University of Hong Kong menyebutkan,  dampak jangka panjang dari tidak pernah berolahraga sama berbahayanya dengan merokok. Penelitian yang dilakukan tahun 2004 itu menyebutkan sekitar 20 persen penyebab kematian orang dewasa berusia 35 tahun ke atas adalah karena kurang olahraga.
Mengapa Olahraga itu Penting?

Tubuh manusia dibuat untuk banyak bergerak. Olahraga membuat otot dan rangka tubuh bergerak, denyut jantung meningkat sehingga darah beserta oksigen dan nutrisi  bisa disalurkan dengan baik ke seluruh tubuh. Jarang berolahraga membuat distribusi oksigen ke seluruh tubuh terganggu. Dampaknya, otot tubuh akan kekurangan oksigen sehingga membuat badan terasa pegal-gegal dan kaku. Kekurangan oksigen juga membuat kerja otak tidak maksimal sehingga mudah pusing dan susah konsentrasi.

Berikut beberapa risiko lain jika kurang berolahraga:

    Hipertensi: Olahraga teratur membantu membuat jantung lebih kuat sehingga mampu memompa darah lebih efisien ke seluruh tubuh. Ketika jantung tidak dibiasakan bekerja keras memompa darah maka kekuatan arteri dan tekanan darah lebih rendah.  Penyakit lainnya yang bisa timbul adalah stroke dan ginjal.
    Sakit jantung: Olahraga membantu menurunkan kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat dan  meningkatkan kadar kolesterol HDL atau kolesterol baik, yang membantu melindungi Anda dari penyakit jantung. Kadar LDR yang tinggi juga berisiko terhadap berbagai penyakit kardiovaskuler.
    Osteoporosis: Kurang  olahraga bisa  membuat  tulang menjadi semakin lemah yang berdampak pada osteoporosis. Penyakit ini menyebabkan tulang mudah patah.
    Kanker payudara: Studi dari University of Southern California, Los Angeles menunjukan bahwa olahraga bisa mencegah kanker payudara pada wanita. Olahraga   membantu mengurangi berat  badan, membantu proses perubahan metabolisme dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh, yang berguna untuk mengurangi risiko tumbuhnya sel kanker.
    Obesitas: Menurut WHO, kurang olahraga memiliki risiko dua kali terkena obesitas. Penyakit yang berhubungan dengan obesitas diantaranya penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dan gangguan tidur.
    Diabetes Tipe 2: Dua faktor risiko yang bisa mengembangkan diabetes adalah   kelebihan berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Komplikasi diabetes antara lain penyakit ginjal, jantung, masalah mata, dan kerusakan saraf.
    Depresi: Olahraga atau aktivitas yang mengeluarkan keringat dapat meredakan depresi. Olahraga dapat  menyeimbangkan hormon antara endoktrin dan sistem saraf.

Manfaat Olahraga

Olahraga secara teratur memiliki banyak manfaat, diantaranya: Mengurangi risiko berbagai penyakit, membuat tidur lebih nyenyak, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kemampuan otak, menunda proses penuaan, menutrisi kulit, meningkatkan kecerdasan pada anak, dan membantu tumbuh kembang anak.
Olahraga yang Benar

Menurut dr. Michael Triangto, SpKo, dokter spesialis olahraga dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran,  olahraga tak ubahnya seperti pakaian. “Olahraga sifatnya tailor-made, disesuaikan per orang dan tujuannya. Apakah tujuannya berolahraga sebagai karier seperti atlet atau sekadar menjaga kebugaran?” ujar Michael.

Ada tiga cara mudah untuk mengetahui apakah olahraga yang dilakukan cocok atau tidak. Pertama, cek denyut nadi  setiap pagi ketika bangun tidur. Denyut nadi normal adalah 60 kali per menit. Jika setelah melakukan olahraga, Anda menemukan jumlah denyut pagi hari bertambah, berarti ada yang salah dengan jenis atau intensitas olahraga yang dilakukan.

Kedua, apa yang Anda rasakan ketika bangun pagi? Jika badan sakit dan malah jadi malas beraktivitas, berarti ada yang salah.

Ketiga, lakukan pemeriksaan tekanan darah dan suhu tubuh dengan rutin. Lalu, bandingkan hasilnya sebelum dan sesudah berolahraga. Jika hasilnya berbeda, berarti ada yang salah dalam berolahraga.

Michael menyarankan jika Anda tidak punya cukup waktu untuk berolahraga maka usahakan olahraga 15 menit tiap hari seperti jalan kaki, lari, berenang. Intinya bergeraklah agar badan tidak sakit.

Nara Sumber: dr. Michael Triangto, SpKo, Dokter Spesialis Kedokteran Olaharaga dari Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran.

0 komentar:

Posting Komentar