Tampilkan postingan dengan label fungsi busana. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fungsi busana. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 April 2013

Hikmah Berbusana Muslimah



Ada banyak hikmah berbusana muslimah. Di antaranya, sebagai berikut:

  1. Sebagai identitas seorang muslimah
Allah memberikan kewajiban untuk berjilbab agar para wanita mukmin mempunyai ciri khas dan identitas tersendiri yang membedakannya dengan orang-orang non muslim.

  1. Meninggikan derajat wanita muslim (muslimah)
Dengan mengenakan jilbab (Jual Jilbab Anak) yang menutup seluruh auratnya dan tidak membuka auratnya di sembarang tempat, maka seorang muslimah itu bagaikan sebuah batu permata yang terpajang di etalase yang tidak sembarang orang dapat mengambil dan memilikinya. Dan bukan seperti batu yang berserakan di jalan dimana setiap orang dapat dengan mudah mengambilnya, kemudian menikmatinya, lalu membuangnya kembali. Klik Grosir Jilbab Anak danJual Jilbab
  1. Mencegah dari gangguan laki-laki tak bertanggung jawab
Hal ini mudah dipahami karena dengan seluruh tubuh tertutup kecuali muka dan telapak tangan, maka tidak akan mungkin ada laki-laki iseng yang tertarik untuk menggoda dan mencelakakannya selama ia tidak berperilaku yang berlebih-lebihan. Sehingga kejadian-kejadian seperti perkosaan, perzinaan, dsb dapat dihindarkan lihat Jual Jilbab Anak dan Grosir Jilbab Anak.

  1. Memperkuat kontrol sosial
Seorang yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya khususnya dalam mengenakan busana muslimah, Insya Allah ia akan selalu menyadari bahwa dia selalu membawa nama dan identitas Islam dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga apabila suatu saat dia melakukan kekhilafan maka ia akan lebih mudah ingat kepada Allah dan kembali ke jalan yang diridhoiNya.

e.       Cegah Kanker
Sebagain tambahan pengetahuan anda untuk berdakwah, ada baiknya Anda memberikan penjelasan kepada mereka yang belum mau mengenakan jilbab, bahwa ternyata pakain juga mempengaruhi kesehatan.
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasannya perempuan yang tidak berjilbab atau berpakaian tetapi ketat, atau transparan maka ia akan mengalami berbagai penyakit kanker ganas di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka, apa lagi gadis ataupun putri- putri yang mengenakan pakaian ketat-ketat. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas milanoma pada usia dini, dan semakin bertambah dan menyebar sampai di kaki. Dan sebab utama penyakit kanker ganas ini adalah pakaian ketat yang dikenakan oleh putri-putri di terik matahari, dalam waktu yang panjang setelah bertahun-tahun.dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat dalam menjaga kaki mereka dari kanker ganas.
Dan sungguh Majalah kedokteran Inggris tersebut telah pun telah melakukan polling tentang penyakit milanoma ini, dan seolah keadaan mereka mirip dengan keadaan orang-orang pendurhaka (orang-orang kafir Arab) yang di da’wahi oleh Rasulullah.
Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, sebagaimana obat luka sebagai kesempatan untuk sembuh untuk semua jenis kanker (selain kanker ganas ini), dimana obat-obatan ini belum bisa mengobati kanker ganas ini.
f.       Cegah Penyakit Kulit
Jilbab juga berguna bagi kesehatan, terutama mencegah munculnya penyakit dan kelainan pada kulit yang disebabkan oleh sinar matahari, kata pakar ilmu kesehatan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Dr Warih Andan Puspitosari sebagaimana dilansir sebuah koran Nasional.
Sinar matahari, ktia tahu, dapat menimbulkan berbagai kelainan kulit, seperti sunburn (kulit merah-merah), solar keratosis, solar urticaria, photosensitivity, dan kanker kulit. Nah, jilbab sangat berguna untuk menutupi kulit untuk meminimalkan sapuan sinar matahari di kulit. Apalagi, sekarang lapisan ozon semakin menipis akibat pemanasan global.
"Kondisi itu menyebabkan sinar ultraviolet memiliki potensi lebih besar untuk mengenai kulit secara langsung tanpa disaring terlebih dulu oleh lapisan ozon," kata Dr Warih Adan Puspitosari, dosen Fakultas Kedokteran UMY itu.
Dari sini, kita mengetahui hikmah yang agung anatomi tubuh manusia di dalam perspektif Islam tentang perempuan-perempuan yang melanggar batas-batas syari’at.yaitu bahwa model pakaian perempuan yang benar adalah yang menutupi seluruh tubuhnya, tidak ketat, tidak transparan, kecuali wajah dan telapak tangan. Dan sungguh semakin jelaslah bahwa pakaian yang sederhana dan sopan adalah upaya preventif yang paling bagus agar tidak terkena “adzab dunia” seperti penyakit tersebut di atas, apalagi adzab akhirat yang jauh lebih dahsyat dan pedih.
Oleh karena itu apalagi yang membuat anda menunda-nunda memakai jilbab. Tidaklah perlu kaum Muslimah jangan takut berjilbab. Berjilbab tidak akan menghambat aktivitas, apalagi pada zaman sekarang, di mana kaum muslimah diberikan kebebasan memakai jilbab dengan berbagai model, berbeda dengan beberapa tahun lalu.
---------------------------------------------------------------------------

Terima kasih telah membaca "Hikmah Berbusana Muslimah" . Silahkan tinggalkan komentar anda di kotak komentar dan klik suka atau share artikel ini di Facebook, Twitter, maupun Google+1.


Sabtu, 20 April 2013

Kenapa Enggan Berbusana Muslimah

Kita sebagai sesama muslim sudah barang tentu memiliki kewajiban untuk saling mengingatkan. Mulai dari saudara-saudara kita, kawan-kawan kita, tetangga, bahkan masyarakat yang lebih luas yang masih enggan mengenakan busana muslimah. Namun demikian, anda yang ingin turun ke medan dakwah, haruslah sudah mengusai bahannya. Mana bisa Anda mengajak seseorang tetapi anda sendiri tidak memiliki dasar ideologi (dali naqli dan aqli) yang kuat. Berkaitan dengan bahan dakwah busana muslimah, paling tidak anda harus dapat menjawab atau menanggapi serangkaian alasan mereka yang masih tidak mau mengenakan busana muslimah. Maka, penjabaran tentang alasan mereka yang belum mau mengenakan busana muslimah perlu saya terangkan lebih lanjut, siapa tahu ada di antara yang membaca buku ini belum membiasakan diri mengenakan busana muslimah dalam aktifitas kesehariannya.
1)      Karena takut diangggap tidak cantik
Sekali lagi perlu ditegaskan bahwa kecantikan seseorang bukan terletak semata-mata pada busana yang ia kenakan. Ada jutaan perempuan berbuasana muslimah tetap cantik. Anda mungkin menyangkal, lho itu karena dasarnya ia sudah cantik, mau dikenakan apapun tetap cantik. Bolehlah anda berkata begitu. Tapi sekarang, dengarkan pertnayaan saya.  Apakah anda merasa diri anda tidak cantik, kurang cantik, atau bahkan buruk? Anda menjawab iya atau tidak itu terserah anda. Tetapi tolong jawab pertanyaan ini tulus dari dasar hati anda: Kriteria apa yang anda gunakan untuk mengukur cantik dan tidaknya diri anda?
Kriteria kecantikan sangat relatif, tidak ada standar pasti untuk mengukur kecantikan seseorang. Apakah yang hidungnya mancung, yang bibirnya tipis, dan alisnya lentik dan kulit wajahnya putih adalah perempuan cantik? Apakah yang kulitnya hitam, wajahnya bulat, dan hidungnya pesek adalah perempuan jelek? Tidak. Bisa jadi jawabannya adalah sebaliknya, bahwa perempuan yang hitam, bulat, dan pesek dalam sebuah masyarakat tertentu digolongkan sebagai perempuan yang cantik. Begitu pula penggunaan pakaian muslimah pada diri seseorang, tidak perlu dicemaskan dapat menurunkan pamor kecantikan Anda.
Anda cantik kalau menggunakan celana pendek dan kaos pendek, itukan kata yang mengatakan, belum tentu saya menyetujui perkataan orang yang mengatkaan anda cantik. Anda cantik kalau anda mengenakan jilbab dan blus. Itu juga kata orang, dan belum tentu yang lain menyetujui.
Yakinlah, kecantikan itu bukan berasal dari penampilan fisik semata. Tetapi kecantikan juga ditunjang dari dalam (inner baeuty). Dan dengan berbusana muslimah dengan ikhlas tentunya, akan timbul aura positif dalam diri anda. Lebih-lebih jika anda gemar membaca sehingga memiliki banyak penyetahuan, tentu aura kecantikan yang anda miliki akan semakin besar.
Kecantikan memang perlu diusahakan. Busana yang anda kenakan memang akan membuat penilaian orang yang memandang anda. Dan karenanya anda sebagai perempuan perlu juga untuk banyak belajar tentang segala sesuatu tentang busana, baik model, kombinasi warna dan sebagainya.
2)   Karena dilarang orang tua
Lain lagi jika orang tua Anda melarang anda untuk mengenakan busana muslimah. Orang tua memang sangat besar jasanya kepada kita. Dan kita memang diwajibkan berbakti kepada orang tua, tetapi bukan berarti semua perintahnya wajib kita turuti. Kecuali perintah yang menjauhan kita dari Allah Swt maka kita wajib patuh. Sedangkan perintah yang menjauhkan kita dari Allah berupa kemaksiatan atau yang lebih besar dari itu maka kita wajib ingkar dengan perintah tersebut.
Allah sudah menjelaskan tentang hal ini:
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya," (QS. Luqman:15)
Mungkin mengingkari larangan orangtua untuk mengenakan busana muslimah tidak sederhana bagi anda, karena anda setiap hari hidup bersama mereka dan makan dari hasil jerih payahnya. Sekarang tingggal anda sendiri yang menentukan, apakah akan mengikuti perintah Allah atau menjalankan perintah orangtua yang sesat.
3)   Karena takut tidak konsisten
Pesimis itu datangnya dari setan. Orang yang pesimistis berarti ia telah mematuhi kehendak setan. Ketika anda mengatakan, “Wah nanti kalau aku pakai jilbab, aku kurang yakin akan dapat mengenakannya seumur hidup.” Atau anda membatin begini: “Sekarang berjilbab, nanti tidak, lebih baik tak usah aja sekalian.” Itulah pikiran dan perasaan orang yang belum mantap keimanannya akan perintah Allah.
Jika anda pesimis tak bisa konsisten mengenakan busana muslim, maka apakah anda tidak pesimis untuk menjalan perintah Allah yang lain, seperti shalat misalnya.
Pesimis dan keragu-raguan untuk tetap istiqamah di jalan Allah adalah bisikan setan yang wajib kita perangi dengan sabar.
Allah telah berfirman:
"Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." (QS. 2:45)
Maka, sesungguhnya tak ada hal perlu diragukan untuk mengganti busana-busana anda yang kurang pantas dengan busana muslimah. Yakinlah, Anda akan dapat konsisten mengenakan busana muslimah karena anda menunjung tinggi agama anda, dan mencintai Allah dan Rasulullah.
Ada doanya supya Anda dapat istiqamah dalam berjilbab, “Hasbunallaahuwa ni’mal wakiil (cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung)” dan “Ni’mal maulaa wa ni’man nashiir (Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong).” Setan, Anda tahu kan, ada mesti tak nampak, dan percayalah doa akan sanggup melindungi kita dari bisikian-bisikannya, sekaligus mengingatkan kepada kita akan Kekuatan Allah.

4) Karena tidak punya uang
Masa’ sih tidak punya uang? Itulah pertanyaan yang pantas diajukan bagi orang yang mengaku tak punya uang untuk membeli perangkat untuk mendekatkan diri pada Allah. Seringkali ada orang mengaku tak punya uang untuk haji, sementara mobilnya setiap tahun ganti yang baru, tanahnya luas, dan isi rumahnya lengkap. Sedangkan pakaian tidak seberapa harganya dibanding televisi dan kulkas. Maka, munafik besar bagi orang yang beralasan tak punya uang sehingga tidak mengenakan busana muslimah. Nah, pakaian yang ia gunakan itu dibeli dengan apa kalau tidak dengan uang. Atau apakah ia tidak berpakaian? Ironis.
Tetapi mungkin memang ada yang yang dalam kesehariannya sangat kurang sehingga pakainnya sangat terbatas sehiingga kita sebagai saudaranya sudah sepantasnya tergerak untuk menyumbangkan pakaian kepadanya.
Saya kira anda tidak termasuk orang yang benar-benar tidak punya uang untuk membeli busana muslimah. Tetapi jika iya, percayalah jika anda benar-benar berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta'ala akan memberikan jalan keluar.
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman, yang artinya:
"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya." (QS. ath-Thalaq 2-3)
5)   Cuaca Sangat Panas
Jika Anda beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab dan busana yang tertutup rasanya gerah, maka anda hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta'ala  berikut:
"Katakanlah, "Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)" jikalau mereka mengetahui."(QS. 9:81)
Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta'ala , artinya,
"Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah." (QS. 78:24-25)
Sungguh saya tidak bermaksud menakut-nakuti anda dengan neraka. Neraka tidak untuk ditakuti, dan kita tidak pantas takut dengan neraka. Karena neraka adalah makhluk. Kita hanya patut dan wajib takut hanya pada Allah tidak pada neraka atau binatang yang mengerikan.
Tetapi perlu diingat bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu.

6) Karena belum mendapat hidayah
Ada sebagian muslimah yang mengatakan, "Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya." Kepada Anda yang beralasan demikian ingatlah bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada anda.

Jumat, 19 April 2013

Mari Berbusana Muslimah

Muhammad al-Fakkar menulis, bahwa salah satu perbedaan sistem Islam dengan sistem Kapitalis adalah bahwa sistem Kapitalis memandang persoalan sosial dan rumah tangga dianggap sebagai masalah ekonomi, sedangkan sistem Islam masalah-masalah di atas dibahas tersendiri dalam hukum-hukum seputar interaksi pria-wanita (nizhâm al-ijtima'iyyah). Misalnya dalam sistem kapitalisme tidak ada istilah zina jika laki-laki dan perempuan melakukan hubungan suami-isteri tanpa ikatan pernikahan asal dilakukan suka-sama suka atau saling menguntungkan sebaliknya disebut pelecehan seksual dan pelakunya dapat diajukan ke pengadilan jika seorang suami memaksa dilayani oleh seorang isteri sementara isterinya menolak.
Karena itu dalam persoalan pakaian antara penganut sistem kapitalis dan sistem Islam jelas perbeda. Dalam sistem kapitalis pakaian dianggap sebagai salah satu ungkapan kepribadian, sebagai unsur penarik lawan jenis dan karena itu memiliki nilai ekonomis. Bentuk tubuh seseorang -apalagi wanita-sangat berpengaruh terhadap makna kebahagiaan dan masa depan.
Adapun Islam menganggap bahwa pakaian digunakan memiliki karakteristik yang sangat jauh dari tujuan ekonomis apalagi yang mengarah pada pelecehan penciptaan makhluk Allah. Karena itu di dalam Islam:
1.      Pakaian dikenakan oleh seorang muslim maupun muslimah sebagai ungkapan ketaatan dan ketundukan kepada Allah, karena itu berpakaian bagi seorang muslim memiliki nilai ibadah. Karena itu dalam berpakaian iapun mengikuti aturan yang ditetapkan Allah.
2.      Kepribadian seseorang ditentukan semata-mata oleh aqliyahnya (bagaimana dia menjadikan ide-ide tertentu untuk pandangan hidupnya) dan nafsiyahnya (dengan tolok ukur apa dan seberapa banyak dia berbuat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan melampiaskan nalurinya).
3.      Setiap manusia memiliki kedudukan yang sama, yang membedakan adalah takwanya.
Melalui cara berpakaian yang Islami, sesungguhnya Allah juga berkehendak memuliakan manusia sebagai makhluk yang memang telah Allah ciptakan sebagai makhluk yang mulia. Sebaliknya dengan tidak mengikuti cara berpakaian sesuai yang dikehendaki Allah, menyebabkan kedudukan manusia jatuh.
Walhasil seorang muslim dan muslimah wajib mengetahui aturan berpakaian agar dalam berpakaian dan berpenampilan ia akan mendapatkan ridha Allah, bukan sebaliknya mendapatkan murka Allah.
Cara berpakaian Islami bagi kaum muslimah adalah dengan mengenakan jilbab. Tak sedikit orang menyangka bahwa yang dimaksud dengan jilbab adalah kerudung. Padahal tidak demikian. Jilbab bukan kerudung. Kerudung dalam al-Qur'an surah An-Nuur [24]: 31 disebut dengan istilah khimar (jamaknya: khumur), bukan jilbab. Adapun jilbab yang terdapat dalam surah al-Ahzab [33]: 59, sebenarnya adalah baju longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dari atas sampai bawah.
Kesalahpahaman lain yang sering dijumpai adalah anggapan bahwa busana muslimah itu yang penting sudah menutup aurat, sedang mode baju apakah terusan atau potongan, atau memakai celana panjang, dianggap bukan masalah. Dianggap, model potongan atau bercelana panjang jeans oke-oke saja, yang penting 'kan sudah menutup aurat. Kalau sudah menutup aurat, dianggap sudah berbusana muslimah secara sempurna. Padahal tidak begitu. Islam telah menetapkan syarat-syarat bagi busana muslimah dalam kehidupan umum, seperti yang ditunjukkan oleh nash-nash al-Qur'an dan as-Sunnah. Menutup aurat itu hanya salah satu syarat, bukan satu-satunya syarat busana dalam kehidupan umum. Syarat lainnya misalnya busana muslimah tidak boleh menggunakan bahan tekstil yang transparan atau mencetak lekuk tubuh perempuan. Dengan demikian, walaupun menutup aurat tapi kalau mencetak tubuh alias ketat - atau menggunakan bahan tekstil yang transparan- tetap belum dianggap busana muslimah yang sempurna.
Karena itu, kesalahpahaman semacam itu perlu diluruskan, agar kita dapat kembali kepada ajaran Islam secara murni serta bebas dari pengaruh lingkungan, pergaulan, atau adat-istiadat rusak di tengah masyarakat sekuler sekarang. Memang, jika kita konsisten dengan Islam, terkadang terasa amat berat. Misalnya saja memakai jilbab (dalam arti yang sesungguhnya). Di tengah maraknya berbagai mode busana wanita yang diiklankan trendi dan up to date, jilbab secara kontras jelas akan kelihatan ortodoks, kaku, dan kurang trendi (dan tentu, tidak seksi). Padahal, busana jilbab itulah pakaian yang benar bagi muslimah.
Di sinilah kaum muslimah diuji. Diuji imannya, diuji taqwanya. Di sini dia harus memilih, apakah dia akan tetap teguh mentaati ketentuan Allah dan Rasul-Nya, seraya menanggung perasaan berat hati namun berada dalam keridhaan Allah, atau rela terseret oleh bujukan hawa nafsu atau rayuan syaitan terlaknat untuk mengenakan mode-mode liar yang dipropagandakan kaum kafir dengan tujuan agar kaum muslimah terjerumus ke dalam limbah dosa dan kesesatan.
Berkaitan dengan itu, Nabi Saw pernah bersabda bahwa akan tiba suatu masa di mana Islam akan menjadi sesuatu yang asing -termasuk busana jilbab- sebagaimana awal kedatangan Islam. Dalam keadaan seperti itu, kita tidak boleh larut. Harus tetap bersabar, dan memegang Islam dengan teguh, walaupun berat seperti memegang bara api. Dan insyaAllah, dalam kondisi yang rusak dan bejat seperti ini, mereka yang tetap taat akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Bahkan dengan pahala lima puluh kali lipat daripada pahala para shahabat. Sabda Nabi Saw:
"Islam bermula dalam keadaan asing. Dan ia akan kembali menjadi sesuatu yang asing. Maka beruntunglah orang-orang yang terasing itu." [HR. Muslim no. 145].
"Sesungguhnya di belakang kalian ada hari-hari yang memerlukan kesabaran. Kesabaran pada masa-masa itu bagaikan memegang bara api. Bagi orang yang mengerjakan suatu amalan pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan semisal amalan itu. Ada yang berkata, "Hai Rasululah, apakah itu pahala lima puluh di antara mereka?" Rasululah Saw menjawab, "Bahkan lima puluh orang di antara kalian (para shahabat)." [HR. Abu Dawud, dengan sanad hasan].

Kamis, 18 April 2013

Inilah Alasan Mereka yang Tidak Mau Berbusana Muslimah

Dunia busana terus berkembang, menandakan betapa manusia memiliki akal yang mampu berinovasi terus menerus. Ajang fashion show, dan lomba rancang busana terus menerus digelar di berbagai belahan dunia, menunjukkan ghirrah umat manusia terhadap busana hingar berkobar. Memang, busana adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh umat manusia. Sejak kecil kita telah mengelompokkan pakaian atau busana ke dalam kebutuhan primer, alias kebutuhan utama yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya. Namun demikian, sebagaimana rumah, dan makan yang juga merupakan kebutuhan primer manusia, pemenuhan atas busana tidaklah asal-asalan. Anda tentu tidak sembarangan ketika mendesain rumah, atau memilih lokasi untuk mendirikan rumah. Anda tentu tidak sembrono ketika memilih menu makan. Begitu pula dengan busana, Anda tentu tidak asal-asalan dalam berbelanja, dan memakai busana. Lebih-lebih anda seorang perempuan, yang mungkin sering keluar rumah, dan sangat sadar selalu menjadi perhatian banyak orang. Anda tentu ketat berpikir ketika hendak mengenakan busana apa yang harus anda kenakan untuk kerja, untuk pesta, santai, atau untuk keperluan di rumah.
Busana muslimah dari tahun ke tahun terus mengalamai perkembangan. Dari segi pemakainya semakin bertambah jumlahnya. Dari segi desain dan modelnya semakin diramaikan dengan berbagai model baru dan akan terus lahir model-model baru lainnya. Namun, perkembangan busana muslimah yang terjadi di negeri ini khususnya secara sekilas memang menandakan kalau masyarakat semakin sadar akan pentingnya busana muslimah. Namun, ternyata jika kita tengok lebih jauh, ternyata tidak semuanya benar. Sebab tidak semua, saya tidak berani mengatakan mayoritas, muslimah yang bermusana muslimah menggunakannya dengan penuh kesadadaran. Di antara sekian banyak pemakai busana muslimah ada yang menggunakannya untuk sekedar mengikuti tren, atau sekedar menampakkan keislamanannya dengan simbol busana yang dikenakan. 
Baju muslimah kini mulai beralih makna dan fungsinya. Jika dulu baju muslimah digunakan untuk sebagai sarana untuk hati-hati, menutup aurat dan menghindari pandangan nafsu laki-laki. sudah menjadi mode yaitu ketika orang mengenakan baju muslim hanya pada saat bulan puasa. Selepas waktu itu mereka kembali ke baju biasa. 
Sejalan dengan itu, itu pasar busana muslimah mengalami peningkatan. Butik-butik dan toko pakaian, swalayan, mall, di mana-mana hampir tidak ada yang tak menyediakan busana muslimah. Bahkan di pameran-pameran buku, dan di warung-warung kecil terjual busana muslimah, baik itu secara lengkap, atau cuma perlengkapan penunjang busana muslimah seperti kerudung dan bros. 
Desain baju muslimah pun semakin beragam, dari mulai baju muslimah anak, remaja, dewasa, orang tua dan sebagainya. Para perancang yang semula tak mendesain baju muslimah ikut tergoda untuk menggarapnya. 
Iklan-iklan penjual busana telah sampai ke televisi, dan terpampang besar-besar di pinggir jalan raya. Semua mengaku kalau produknya menawarkan busana muslimah yang bermutu, murah, dan praktis.
Anda tentu sedikit banyak telah melihat dan dapat menyimpulkan apa yang terjadi di lingkungan sekitar anda berkaitan dengan busana muslimah. Memang, kini busana muslimah semakin banyak dikenal dan digunakan perempuan. Tetapi kita tentu saja belum begitu bangga karena kita ketahui ada beberapa type orang menggunakan busana muslimah:
  • Orang yang selalu, setiap waktu menggunakan busana muslimah dan sudah sesui dengan tuntunan syar’i
  • Orang yang selalu, setiap waktu menggunakan busana muslimah tapi belum sesui dengan tuntunan syar’i
  • Orang yang kadang-kadang mengenakan busana muslimah yang modelnya sudah sesuai dengan syar’i
  • Orang yang kadang-kadang mengenakan busana muslimah dan itu pun modelnya tidak sesuai dengan syar’i.
Ternyata, dari berjuta-juta orang yang mengenakan busana muslimah, hanya sedikit yang sudah sesuai dengan syar’i. Ngomongin tentang syar’i tentu kita tidak dapat menghinari dari khilafiah, perbedaan pendapat. Namun demikian, kita yang berakal tentu akan menggunakan pendapat yang terkuat, yang lebih mendekati kebenaran, dan bukannya menggunakan pendapat yang mengenakkan.
Sebagian muslimah yang lain mungkin dalam kesehariannya tidak pernah melepaskan busana muslimahnya, baju kebesarannya. Namun, dari caranya memakai masih kurang sesuai makna dan fungsi busana muslimah itu sendiri. 
Di samping itu ada yang menggunakan busana muslihah kadang-kadang saja. Ketika ada moment tertentu yang mengharuskannya mengenakan busana muslimah seperti ketika masuk masjid, ketika lebaran, atau ketika ada seorang lelaki datang meminangnya. Atau karena ada peraturan yang mewajibkannya mengenakan busana muslimah, seperti ketika sekolah atau di pondok pesantren. Sepulang sekolah atau stelah keluar dari pesantren busana muslimahnya akan segera dilepas dengan tanpa beban sedikitpun. 
Yang terakhir adalah perempuan muslim yang sama sekali tak mau menggunakan busana muslimah dalam kesehariannya. Ada banyak alasan kenapa seseorang tidak mau mengenakan busana muslimah. Berikut ini antara lain alasan mereka:
  • Karena takut diangggap tidak cantik
  • Karena dilarang orang tua
  • Karena takut tidak konsisten
  • Karena tidak punya uang
  • Cuaca Sangat Panas
  • Karena belum mendapat hidayah
  • Dll

Rabu, 17 April 2013

Busana: Antara Aurat dan Hiasan

Busana yang dipakai dapat mencerminkan kepribadian dan status sosial si pemakai. Selain itu busana yang dipakai juga dapat menyampaikan pesan atau image kepada orang yang melihat. Untuk itu dalam berbusana banyak hal yang perlu diperhatikan dan pertimbangkan sehingga diperoleh busana yang serasi, indah dan menarik.

Yang sering terjadi masalah adalah memadukan fungsi pakain sebagai hiasan dengan fungsinya sebagai penutup aurat. Di sini tidak sedikit orang yang tergelincir sehingga mengabaikan ketertutupan aurat dari sesuatu yang dinilainya keindahan dan hiasanan.

Quraisyihab memberikan pendapat bahwa, Agama Islam mengehndaki pemeluknya untuk berpakain sesuai dengan fungsi-fungsinya sebagaimana sudah diterangkan di atas, atau paling tidak fungsinya yang terpenting yaitu menutup arat (primer). Sedangkan fungsi sekuder adalah sebagai hiasan atau keindahan. Ini karena penampakan aurat dapat menimbulkan dampak negatif bagi yang melihatnya dan bagi yang menampakannya. Penekanan pada fungsi ini menjadikan sebagin umat Islam menomorduakan atau bahkan mengabaikan unsur keindahan dan pembeda tersebut padahal menjadi sangat ideal dan indah apabila kesemua fungsi yang disebut tadi dapat diperankan.

Memang kita sebenarnya dianjurkan untuk menampakkan karunia dan nikmat Allah, tetapi batasan-batasan yang diberikan Allah juga jangan lewati. Bagi orang yang dikarunia kekayaan oleh Allah dianjurkan untuk menampakkan bekas nikmat Allah tersebut dengan cara memakai pakaain bagus yang tidak berlebih-lebihan dengan tidak ada kesombongan. Tidak sepatutnya ia mempersulit dirinya sendiri dan kikir dengan harta bendanya melainkanjustru memakai pakain yang baru, bagus dan bersih. Tunjuannya tidka lain hanyalah untuk menampakkan efek karunia Allah yang diberikan kepadanya.

Abu ahwash meriwyatkan dari ayahnya, di barkata, “Aku pernah datang kepada Nabi dengan pakain yang jelek. Kemudian beliau bertanya: Apakah engkau punya harta?” “Ya,” Jawabnya. “Harta seperti apa?” tanya beliau. “Seperti unta, kambing, kuda dan budak belian.” Beliau lantas bersabda. “Apabila Allah memberim harta maka hendaklah terlihat efek nikmat Allah dan kemurahanNya yang Dia berikan kepadamu (HR Abu Daud)

Dalam hal ini manusia terbagi menjadi dua kelompok ekstrem dan satu kelompok tengah-tengah. Ada orang yang terlalu pelit kepada dirinya sendiri, baik karen alasan ideologis maupun karena tabiatnya yang kikir., dan sebaliknya ada orang yag keterlaluan dalam membelanjakan harta yang banyak untuk membeli pakaian yang akan hancur dan lapuk. Namun ada juga yang tengah-tengah,. Mereka menampakkan karunia Allah yang mereka terima dalam bentuk pakaain dan tempat inggal yangt idak berlebih-lebihan dan tidak ada kesombongan di hati mereka.

Sampai disini Anda sudah dapat membayangkan busana muslimah seperti apa yang harus anda kenakan. Tidak lain adalah busana yang sederhana. Boleh Anda cantik, tampil dengan busana yang bagus bahkan mahal sekalipun, tetapi tetap menjunjung tinggi kesederhanaan dan menjaga hati untuk tidak sombong dan angkuh.

Sebagian orang merasa berat untuk mengenakan pakaian muslimah sesuai ajaran Islam. Tetapi percayalah, Allah akan memberikan kemudahan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk istiqamah di jalannya.

Mungkin Anda mengira bahwa, busana muslim yang baik itu seperti ibu-ibu, tidak modis, tidak seksi, dan sebagainya. Tapi saya kira tidak benar. Anda sebenarnya tidak perlu khawatir, karena saat ini banyak tersedia busana Muslimah yang baik, dalam artinya menutup aurat, tapi tetap terlihat modis dan anggun.

Adab Berbusana Muslimah

Memang harus diakui bahwa kebanyakan ulama masa lampau bahkan hingga kini cenderung berpendapat bahwa aurat wanita mencangkup seluruh tubuh mereka kecuali wajah dan telapak tangannya, akan tetapi harus pula diakui bahwa ada pendapat lain yang lebih longgar. Tetapi perlu diingatkan bahwa kendati ditemukan aneka perbedaan tentang batas-batas aurat wanita namun terdapat juga ketentuan yang disepakati oleh para ulama dan cendekiawan muslim baik masa lalu maupun masa kini berkaitan dengan aurat dan pakaian wanita. Berikut adalah di antara adab berbapakain dalam islam muslimah :

1) Jangan bertabarruj!

Pentingnya mengenakan busana muslimah, tidak hanya diperintahkan kepada wanita-wanita muda, tetapi juga kepada mereka yang usianya sudah tua Allah tak lupa mengingatkan bahwa hendaknya mereka jangan sampai menampakkan periasan dalam pengertiannya yang umum, yaitu biasanya tidak dinampakkan oleh wanita baik-baik, atau memakai sesuatu yang tidak wajar di pakai. Seperti make up secara berlebihan, berbicara seara tidak sopan atau berjalan dengan berlenggak lenggok dan seagla macam sikap yang mengundang [perhatian pria. Menampakkan sesuatu yang biasanya tiak dinampakkan kecauali kepada suami dapat menundang decak kagum pria lain yang pada gilirannya dapat menimbulkan rangsangan atau mengakibatkan gangguan dari yang usil. Jangan anda mengira bahwa apa menampakkan bagian tubuh yang agak sensjitif tidak membahayakan. Memang bungkin tidak membahayakan bagi anda, tetapi itu akan berakibat buruk kepada orang lain.

2) Jangan mengundang perhatian pria!

Kalaulah kita menemukan perbedaam pendapat makna ayat 31 surat annur yang (Janganlah mereka menampakkan hiasan mereka kecuali apa yang nampak darinya) maka lanjutan pesan ayat itu yang menyatakan “dan janganlah mereka menghentakkan kai mereka agar diketahui pergiasan yang mereka sembunyikan.”

Pesan ayat ini tidak diperselisihkan lagi. Penggalan ayat ini berpesan abahwa segala bentuk apakain, gerak-gerik, ucapan serta aroma yang berjtujuan atau dapa mengundang fitnah (rangsangan berah_ serta perhatian berlebihan adalah terlarang. Sekali lagi terlarang! Dalam konteks ini juga, Nabu bersabda:

Siapa yang memakai pakaian *yang bertujuan mengundang popularitas, maka Allah akan mengenakan untuknya pakaian kehinaan pada hari kemudian, lalu dikoarkan pada pakaiannya itu api. (HRAbu dawud)

Quraisyihab menafsirkan hadis tersebut yakni bila tujuan memakainya mengandung perhatian dan bertujuan memperoleh popularitas. Adapun jika yang bersangkutan memakainya bukan dengan tujjuan itu lalu kemudain melahirkan popularitas akibat pakainnya, maka semoga niatny aunntuk tidak melanggar dapat mentoleransi ppularitas yang lahir itu.

Pemakai jilbab dengan cara dan model hilbab yang diapkai dapat di cakup oleh ancaman di atas, jika niat dan tujuan memilih mode atau cara memakainya mengundah perhatian dan popularitas. Di sisi lain, perlu di catat bahwa peringatan di atas bukan beratrti seseorang dialrang memamai pakaian yang bersih dan indah. Seorang sabahat Nabi. Bertanya bahwa, “Bila ada seseorang yang senang pakainnya indah, alas kakinya indah, apakah itu termasuk kesombongan?” Nabi menjawab, “Sesungguhnya Allah Maha Indah (dan) menyayangi keindahan. Keangkuhan adalah menolah yang hak dan melecehkan manusia.” (HR. Muslim)

3)      Jangan Memakai pakaian transparan

Memakai pakaian transparan sehingga menampakan kulit anda, tidak juga pakain yang sangat ketat shingga menampakka lekuk-lekuk tubuh anda adalah dilarang., oakain yang tranparan dan ketat pasti akan emngundang bukan saja perhatian, tetapi bahkan rangsangan. Rasulullah bersabda:

“Dua kelompok dari penghuni nerak ayang merupakan umatku, belum saya lihat keduanya. Wanita-wanita yang ebrusana (tetai) telanjang serjata berlenggak-lenggok dan melenggak lenggokkan (orang lain) di ataskepala mereka (sesuatu) seperti punuk-punuk unta. Mereka tidak akan masuk surga dan tidak juga menghirup aromanya, dan (yag kedua ) adalah lelaki-lekai yang memiliki cemeti-cemeti seperti ekor sapi. Dengannya mereka menyiksa hamba-hamba Allah. (HR Muslim melalui Abu Hurairah)

Berbusana tapi telanjang, sungguh ironis. Ini dapat dihapami sebagai memakai pakaian tembus pandang, atau memakai pakaian yang demikian ketat sehingga nampak dengan jelas lekuk-lekuk badannya. Sedang berlenggak0lenggok dan melenggak-lenggokan dala arti gerakgeriknya berlenggak-lenggok antara lain dengan meari ata dalam arti jiwanya miring tidak lurus atau dan memiringkan pula hati atau melenggak-lenggokan pula badan orang lain. Adapun yang dimaksud dengan punuk-punuk unta adalah sangguh-sanggul mereka yang menonjol sedemikian rupa sehingga mirip dengan punuk unta.

Fenomena busana mini tentu tidak asing lagi bagi Anda. Ada banyak sekali kita temui wanita mengenakan busana muslimah tetapi terlalu ketat sehingga serasa percupa usahanya untuk menutup aurat. Pakaian semacam itu, pada hakikatnya tidak sejalan dengan norma-norma agama yang menunjung tinggi etika dan mencegah terjadinya hal negatif, dalam hal ini yang timbul dari kebiasan berpakain.

4)      Jangan memakai pakaian yang menyerupai pakaian lelaki

Sebelum mengetahui maksud larangan ini, ada baiknya anda membaca dua buah hadis Rasulullah berikut:

“Allah mengutuk wanita-wanita yang meniru (sikap) lelaki dan lelaki-lelaki yang meniru (sikap) wanita.” (HR, Ahmad, Abu Daud dan Ibn Majah)

“Allah mengutuk lelaki yang memakai pakain perempuan dan mengutuk perempuan yang memakai pakaian lelaki” (HR al Hakim)

Perlu dicatat bahwa peranan adat kebiasaan dan niat di isni sangat mmenentukan. Ini, karena boleh jadi ada model pakan dalam satu masyarakat dinilai sebagai pakain pria sedangd alam masyarakat lain ia meyerupai pakaain wanita.

Bisa jadi juga satu model pakaain yang adinya dinilai seabgai menyerupai pakain lelaki, lalu karen aperkembangan masa, ia menjadi pakain perempuan, atau sebaliknya.

Karena itu, larangan dalam masalah ini, tergantung dengan tujuan pemakainya. Jika ada seoarnag perempuan, misalnya, mengenakan celana panjang, atau baju lelaki, tetapi tujuannya bukanlah untuk meniru sikap lelaki, maka tidak jadi masalah. Memang para ulama bersikap sangat ketat dalam perkara ini. mereka, demikian Quraisyihab dalam kesimpulan bukunya, mungkin lupa bahwa Rasul saw pun pernah memakai pakain-pakain yang bersumber dari negeri-negeri non muslim dan yang diahdiahkan keapda beliau. Tentu saja beliau memakainya bkan kaerna ingin menyerupai mereka atau hkagum kepada nilai-nilai budaya merkea yang btertentangan dengan islam. Beliau memakainya,k karena itu beliau anggap baik untuk diapakai dan sesuati dengan fungsi-fugsi pakain yang dikehendaki oleh nilai-nilai Islam.

Demikian mengenai adab berbusana muslimah. semoga bermanfaat.

Selasa, 16 April 2013

Kenapa Wanita Wajib Menutup Aurat

Masalah aurat wanita dalam Islam terjadi khilafiah atau perbedaan pendapat. Baik dengan kaum liberal, ataupun di antara ulama klasik.  Kaum liberal berpendapat bahwa memang perempuan dan laki-laki dalam Islam sama-sama harus berbusana yang sopan dan sederhana, tidak pamer dan tidak mengundang birahi. Namun, menurut mereka, kaum perempuan tidak wajib memakai jilbab karena jilbab lebih bernuansa ketentuan budaya ketimbang ajaran agama. Sebab, jika jilbab memang ditetapkan untuk perlindungan, atau lebih jauh lagi, untuk meningkatkan prestise kaum perempuan beriman, maka dengan demikian dapatlah dianggap bahwa jilbab merupakan sesuatu yang lebih bernuansa budaya daripada bersifat religi.

Memang, jilbab dan busana muslimah sebenarnya masuk pada arena kontestasi —sebuah permainan makna dan tafsir. Relasi-kuasa bermain dan saling tarik antara kalangan agamawan normatif dan feminis liberal; antara atas nama kepentingan norma (tabu, aurat, kesucian, dan privasi) dan atas nama kebebasan perempuan (ruang gerak, persamaan dll).

Pro Kontra antara golongan Liberal dan Ulama Salaf  memang patut kita maklumi, tersebab perbedaan interpretasi atas ayat-ayat dan hadis seputar aurat wanita. Namun demikian, perlu ditegaskan disini, bahwa penentuan aurat wanita sama sekali bukanlah untuk menurunkan derajat kaum wanita, bahkan justru sebaliknya.

Menurut Quraishihab dalam sebuah bukunya, upaya yang dilakukan oleh sebagian pihak, yang memamerkan wanita, dalam berbagai gaya dan bentuk, pada hakikatnya merupakan penghinaan yang terbesar terhadap kaum wanita, sebab ketika itu mereka menjadikan wanita sebagai sarana pembangkit dan pemuasan nafsu pria yang tidak sehat.

Penerapan batas-batas uarat bukan juga dimaksudkan untuk mengalangi perempuan ikut berpartisipasi dalam aneka kegiatan kemasyarakatan, karena apa yang diperintahkan oleh Islam untuk ditutupi sama sekali tidakmengalangi aktifitas mereka, itu sebabnya sekian banyak ulama masa lamoau yang menjadikan perimbangan musyaqqah (kesulitan) yang dihadapi, sebagai alasan untuk membenarkan terbukanya bagian-bagain tertentu dari badan wanita.

“Tingkatan martabat para muhrim berbeda-beda satu sama lain ditinjau dari segi hubungan pribadi secara manusiawi tidak diragukan lagi, keterbukaan seorang wanita dihadapan bapak dan saudara laki-akinya lebih terjamin atau lebih terpelihara daripada keterbukannya dihadapan anak suami (anak tiri) karena itu batas aurat yang boleh terbuka dihadapan masing-masing muhrim berbeda-beda.” Kata AlQurtubi.

Para pengikut Imam Hanafi, dalam masalah aurat wanita di hadapan lelaki bukan muhrimnya, berpendapat wanita boleh membuka muka dan kedua telapak tangan, namun laki-laki tetap haram melihat padanya dengan syahwat. Sementara pendapat madzhab Maliki ada tiga. Pertama mengatakan, bahwa menutup muka dan kedua tangan itu wajib dan inilah pendapat yang masyhur. Kedua, mengatkan tidak wajib, tetapi laki-laki wajib menundukkan pandangannya. Ketiga pendapat yang membedakan perempuan cantik dan yang tidak cantik. Perempuan yang dianggap cantik dalam sebuah masyarakat wajib menutup muka atau dengan cadar dan menutup telapak tangan dan hal ini sunnah bagi yang tidak cantik.

Sementara itu golongan terbesar, yakni Syafi’iah berpendapat bahwa tidak wajib menutup muka dan kedua telapak tangan. Sama dengan pendapat Fuqaha jumhur yakni muka dan kedua telapak tangan bukanlah aurat wanita. Maka tidak wajib menutupnya. Tetapi wajib ditutup bila dirasa tidak aman.

Busana di Dalam Al-Qur'an

Al-Qur’an sebagai pedoman umat Islam, tidak lupa membicarakan soal busana. Dalam Surat Al- A’raf ayat 26 Allah berfirman, yang artinya:

Hai anak Adam, sesungguhnya kami Telah menurunkan kepadamu Pakaian untuk menutup auratmu dan Pakaian indah untuk perhiasan. dan Pakaian takwa Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Sementara itu dalam surat an-Nahl ayat 81 juga disinggung soal pakaian:

Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang Telah dia ciptakan, dan dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan dia jadikan bagimu Pakaian yang memeliharamu dari panas dan Pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).

Kemudian, pada surat al ahzab ayat 59 Allah berfirman:

Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Ayat-ayat tersebut di atas mengisaratkan fungsi pakaian menurut syariat Islam, antara lain:

Sebagai pemelihara manusia dari sengatan panas dan dingin
pakaian sebagai pembeda natara seorang ydengan selainnya dalam sifat atau profesinya.
Membentengi manusia dari hal-hal yang dapat menganggu ketentraman.
Menutupi aurat
Sebagai Hiasan bagi pemiliknya.

Pakaian adalah sebagian nikmat Allah yang tertentu bagi manusia. Pakaian adalah satu keperluan penting bagi manusia. Secara lahirnya, pakaian melindungi manusia, tetapi secara batinnya adalah lambang kemuliaan insan. Memelihara dan melindungi diri daripada panas, sejuk, cahaya matahari dan hujan adalah tujuan asas berpakaian. Hal ini seperti firman Allah yang artinya:

Aspek pakaian adalah perkara penting dalam membentuk keperibadian seseorang. Kita tahu kini umat Islam diperlihatkan dengan pelbagai bentuk fashion pakaian yang menampakkan sebahagian tubuh.  Oleh karena itu, kedatangan nur Islam sebagai agama suci yang sifatnya sebagai penjamin keselamatan dan kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat menggariskan beberapa adab berpakaian. Ia bagi memelihara kesucian diri dan membentuk peribadi Muslim sejati.

Nah, blog ini dapat anda manfaatkan untuk bisa tampil cantik dan sehat sesuai dengan syariat Islam

Senin, 15 April 2013

Fungsi Pakaian Menurut Syariat Islam Islam

Busana dapat memberi dampak spikologis bagi pemakainya. Cobalah ke pesta dengan menganakan pakaian sehari-hari, pasti anda akan erasa rikuh. Sebaliknya Anda akan lebih percaya diri jika memakai pakaian istimewa. Karena itu sementara negara mengganti pakaian militernya dengan warna dan bentuk lain, setelah kekalahan mereka, agar sisa-sisa pengaruh negatif dari kekalahan dapat terkikis.

Fungsi pakaian menurut yariat Islam, yakni dapat memberi dampak spikologis bagi yang melihatnya. Para hakim di beberapa negara memakai wig antara lain guna memberi kesan wibawa di hadapan yang hadir dipersidangan. Di Indonesia misalnya ada yang senagja memakai serban agar memberi kesan kesalehan atau ketekunan beragama. Ada juga kalung dilehernya untuk mengesankan paling tidak dihadapan sebayanga bahwa ia adalah anak muda yang gaul dan funky.

Fungsi pakaian antara lain sebagai busana pokok, juga sebagai pembeda atau pengenal. Sekolah-sekolah kini memilikis seragam identitas yang berbeda satu dengan yang lainnya. Begitulah fungsi pakaian sebagai pembeda dan pengenal.

Agama memperkenalkan pula pakaian-pakain khusus baik untuk pakaian rumah, atau untuk kegiatan beribadah. Dalam ajaran Islam, ketika melaksanakan ibadah haji atau umrah ada pakain-pakain khusu buat pria yakni yang tidak berjahit. Dan wanita tidak diperkenankan menutup wajahnya

Pakaian adalah produk budaya, sekaligus tuntunan agama dan moral. Dari sini lahir apa yang dinamai pakaian tradisonal, daerah dan nasional, juga pakain resmi untuk perayaan tertentu dan pakaian tertuntu untuk profesi tertentu, serta pakaian untuk beribadah. Namun perlu dicatat bahwa sebagain dari tuntunan agama pun lahir dari budaya masyarakat. Karena agama sangat mempertimbangan kondisi masyarakat sehingga menjadikan adat istiadat yang tiak bertentangan dengan nilai-nilainya sebagai salah satu pertumbangan hukum.

Maka tidak mustahil, bahwa bentuk pakaian yang ditetapkan atau dianjurkan oleh suatu agama, justru lahir dari budaya yang berkembang ketika itu. Namun yang jelas moral, cita rasa keindahan, dan sejarah bangsa, ikut serta menciptakan ikatan-ikatan khusus bagi anggota masyarakat yang antara lain melahirkan bentuk pakaian dan warna warni favorit. Tetapi ada masyarakat yang mengedepankan pada unsur keindahannya dan menomoruakan, kalau enggan berkata mengabaikan, sisi moralitasnya dan ada pula yang sebaliknya.