Tampilkan postingan dengan label Kejadian Unik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejadian Unik. Tampilkan semua postingan

Selasa, 16 April 2013

Cuci Mata di Australia Ini Dikenai Biaya

Biasanya banyak orang yang masuk ke toko hanya untuk sekedar melihat-lihat kemudian pergi tanpa membeli. Kegiatan itu menjadi alternatif bagi yang sedang tak berduit atau membandingkan harga, namun tampaknya akan jadi berbeda di Australia. Sebuah toko mengenakan biaya bagi pengunjung yang sekedar cuci mata.

Celiac Supplies di Brisbane memberikan pengumuman tertulis di pintu tokonya akan menarik bayaran AUD 50 (Rp 50 ribu) untuk yang sekedar melihat-lihat. Rupanya sang pemilik, Georgina, merasa dirugikan karena banyak pengunjung memanfaatkan tokonya untuk menggali informasi produk yang ingin dibeli. Namun akhirnya mereka lebih memilih untuk berbelanja di tempat lain yang lebih murah.

"Ketika seorang pengunjung mendatangi toko, aku bisa merasakan apakah dia memang mau membeli barang atau hanya mau melihat-lihat saja," ucap Georgina. "Aku kesal melayani pengunjung yang akhirnya tidak beli barang yang kujual, tokoku itu bukan badan amal!"

Toko pemasok tepung dan gandum itu mengaku setidaknya ada 60 orang di setiap minggunya yang bertanya tapi membeli barang sama di tempat lain. Ia kesal keahliannya dalam bidang itu seperti dimanfaatkan. Apalagi barang yang dijual di tempatnya belum tentu ada di toko lainnya atau harganya sebenarnya sama.

Georgina mengklaim adanya penarikan biaya cuci mata ini dinilai paling adil untuknya dan konsumen sendiri. Hal tersebut menguntungkan pelanggannya yang sebagian besar adalah supermarket untuk mengetahui kompetisi harga di pasaran. Situs Register di Australia mengatakan tidak mengetahui adanya toko-toko lain yang telah melakukan hal serupa yaitu membebankan biaya untuk melihat-lihat.

Sumber

Senin, 08 April 2013

5 Penemuan Benda Purbakala Yang Masih Misterius

Benda purbakala adalah benda yang berasal atau diyakini dari masa lalu. Benda purbakala memang selalu menyimpan misteri dan membuat para arkeolog memutar otak untuk mencari tahu fungsi atau pesan yang tersimpan dari benda purbakala tersebut.

Berikut ini ada 5 benda purbakala yang masih menyimpan suatu misteri. Mari kita simak ulasannya sebagai berikut:

1. Out-of-Place Metal Objects

Manusia bahkan belum ada pada 65 juta tahun yang lalu, apalagi orang-orang yg bisa membuat logam. Jadi bagaimana ilmu pengetahuan menjelaskan tabung logam semi-bulat yang digali dari batu Kapur berusia 65 juta-tahun di Perancis? Pada tahun 1885, sebuah bongkahan batubara pecah dan ditemukan sebuah logam berbentuk kubus yang jelas dibuat oleh tangan yang cerdas. Pada tahun 1912, karyawan di sebuah pabrik listrik memecahkan sebuah bongkahan besar batubara tersebut dan kemudian terdapat sebuah panci besi jatuh dari bongkahan batubara tersebut. Kemudian sebuah paku ditemukan tertanam dalam sebuah bongkahan batu pasir dari Era Mesozoic.

2. Impossible Fossils

Fosil muncul dalam batuan yang terbentuk ribuan tahun yang lalu. Namun ada sejumlah fosil yang tidak masuk akal, baik secara geologi maupun sejarah. Sebuah fosil jejak tangan manusia misalnya, ditemukan di batu kapur yang diperkirakan berumur 110 juta tahun. Sebuah fosil jari manusia yang ditemukan di Kutub Utara Kanada juga berumur 100-110 juta tahun. Dan terdapat fosil jejak kaki manusia, kemungkinan memakai sandal, ditemukan dekat Delta, Utah dalam endapan serpih diperkirakan berumur 300 juta – 600 juta tahun.

3. The Grooved Spheres

Selama beberapa dekade terakhir, penambang di Afrika Selatan telah menggali bola-bola logam misterius. Asalnya tidak diketahui, bola ini berdiameter sekitar satu inci atau lebih, dan ada beberapa yang terukir dengan 3 alur paralel di sepanjang diameter bola. Dua jenis bola telah ditemukan: yang satu terdiri dari logam padat kebiruan dengan bintik putih, dan yang lain terdapat cekungan dan berisi zat putih kenyal. Keanehan terjadi ketika batu dimana bola-bola tersebut ditemukan ini berasal dari era Prakambrium yang berumur 2,8 miliar tahun.

4. Giant Stone Balls of Costa Rica

Para pekerja mencangkul dan membakar melalui lebatnya hutan Kosta Rika guna membersihkan area untuk perkebunan pisang di tahun 1930-an terhambat oleh beberapa obyek yang luar biasa, yaitu puluhan bola batu, kebanyakan bola tersebut bahkan bulat sempurna.

Ukuran bola batu tersebut bervariasi dari yang kecil seperti bola tenis sampai yang berdiameter 8 kaki (2,4 m) dengan berat 16 ton. Meskipun bola batu besar tersebut jelas buatan manusia, tidak diketahui siapa yang membuat dan tujuannya. Dan yang paling membingungkan, bagaimana mereka mencapai presisi lingkaran bola (bulat sempurna) pada batu tersebut.

5. Oera Linda Book

Buku Oera Linda adalah naskah peradaban Frisian yang kontroversial mencakup tema sejarah, mitologi, dan religius yang pertama kali muncul di abad ke-19. Tema Buku Oera Linda termasuk katastrofisme, nasionalisme, matrilineal, dan mitologi. Buku tersebut menyatakan bahwa dalam sejarah mereka, Eropa dan daratan lainnya diperintah oleh ibu rakyat yang terpimpin dalam hirarkisme pendeta-pendeta perempuan (perawan) yang mempersembahkan diri untuk dewi Frya, putri dari dewa tertinggi Wr-Alda dan Irtha. Mereka menyatakan bahwa peradaban Frisian tersebut menguasai alfabet yang merupakan leluhur dari abjad Yunani dan Fenisia. Naskah tersebut bertanggalkan tahun 1256. buku tersebut di duga adalah salinan dari naskah yg lebih tua yang ditulis oleh orang-orang sekitar tahun 2194 SM – 803 M.

Selasa, 02 April 2013

Misteri Pukul 4 Romawi Pada Jam Gadang di Sumbar

Sepintas, mungkin tidak ada keanehan pada bangunan jam setinggi 26 meter tersebut. Apalagi jika diperhatikan bentuknya, karena Jam Gadang hanya berwujud bulat dengan diameter 80 sentimeter, di topang basement dasar seukuran 13 x 4 meter, ibarat sebuah tugu atau monumen. Oleh karena ukuran jam yang lain dari kebiasaan ini, maka sangat cocok dengan sebutan Jam Gadang yang berarti jam besar.

Tapi coba lebih teliti lagi pada angka Romawi keempat. Terlihat ada sesuatu yang tampaknya menyimpang. Seharusnya angka Romawi empat menggunakan simbol IV. Tapi angka "empat" pada Jam Gadang menggunakan simbol IIII. Penulisan yang diluar patron angka romawi tersebut hingga saat ini masih diliputi misteri.

Tapi uniknya, keganjilan pada penulisan angka tersebut malah membuat Jam Gadang menjadi lebih “menantang” dan menggugah tanda tanya setiap orang yang (kebetulan) mengetahuinya dan memperhatikannya. Bahkan uniknya lagi, kadang muncul pertanyaan apakah ini sebuah patron lama dan kuno atau kesalahan serta atau atau yang lainnya.

Dari beragam informasi ditengah masyarakat, angka empat aneh tersebut ada yang mengartikan sebagai penunjuk jumlah korban yang menjadi tumbal ketika pembangunan. Atau ada pula yang mengartikan, empat orang tukang pekerja bangunan pembuatan Jam Gadang meninggal setelah jam tersebut selesai. Masuk akal juga, karena jam tersebut diantaranya dibuat dari bahan semen putih dicampur putih telur.

Jika dikaji apabila terdapat kesalahan membuat angka IV, tentu masih ada kemungkinan dari deretan daftar misteri. Tapi setidaknya hal ini tampaknya perlu dikesampingkan.

Sebagai jam hadiah dari Ratu Belanda kepada controleur (sekretaris kota), dan dibuat ahli jam negeri Paman Sam Amerika, kemungkinan kekeliruan sangat kecil. Tapi biarkan saja misteri tersebut dengan berbagai kerahasiaannya.

Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada  Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu  Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London, Inggris.

Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.

Jam Gadang  dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen. Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih.

Keunikan dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan angka Romawi empat (IV) pada masing-masing jam yang tertulis "IIII". Kesahalan penulisan tersebut juga sering terjadi di belahan dunia, seperti angka 9 yang ditulis "VIIII" (seharusnya IX) ataupun angka 28 yang ditulis "XXIIX" (seharusnya XXVIII).

Sekarang balik lagi ke angka Romawi empat, apakah pembuatan angka empat yang aneh itu disengaja oleh pembuatnya, juga tidak ada yang tahu. Tapi yang juga patut dicatat, bahwa Jam Gadang ini peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berusia enam tahun, putra pertama Rook Maker yang menjabat controleur Belanda di Bukittinggi ketika itu.

Berdasarkan Wikipedia, sejarah penulisan angka IIII tersebut berdasarkan kepada King Louis XIV (5 September 1638 - 1 September 1715) yang meminta kepada seorang untuk membuat sebuah jam baginya. Pembuat jam memberi nomor pada setiap jam sesuai dengan aturan angka Romawi. Setelah melihat jam yang diberikan kepadanya, Raja tidak setuju dengan penulisan IV sebagai angka "4" dengan alasan ketidakseimbangan visual.

Menurutnya, angka VIII ada di seberang angka IV. Jika ditulis IV, maka ada ketidakseimbangan secara visual dengan VIII yang lebih berat. Oleh karena itu, Louis XIV meminta agar diubah IV menjadi IIII sehingga lebih seimbang dengan VIII yang ada di seberangnya. Selain itu, jika dikaitkan dengan angka XII, maka keseimbangan itu akan lebih baik.

Akan tetap yang menjadi pertanyaannya mengapa Raja yang memerintahkan perubahan itu lebih dikenal dengan Louis XIV daripada Louis XIIII, sesuai dengan permintaannya kepada pembuat jam.

Dari sebuah situs lain yang berjudulkan "FAQ: Roman IIII vs. IV on Clock Dials" dapat dilihat disana, Seorang yang bernama Milham mengatakan bahwa penjelasan seperti di atas tidak sepenuhnya benar. Menurutnya, penulisan IIII untuk angka "4" telah ada jauh sebelum Louis XIV. Dari wikipedia bahwa penomoran Romawi memang bervariasi dari awalnya. Pada masa awal angka "4" memang ditulis IIII dengan empat huruf I.

Kesaksian lain dari situs tersebut, Franks, menyatakan bahwa ia tidak pernah melihat jam matahari yang dibuat sebelum abad ke-19 yang menggunakan angka IV, semuanya IIII. Sehingga, para ahli jam heran dengan arsitek masa ini yang membuat jam menara besar-besar menulis "4" dengan IV, bukan IIII. Salah satu yang menggunakan IV, bukan IIII, adalah Big Ben. Jadi, implisit dikatakan bahwa Big Ben telah melanggar konvensi per-jam-an.

Penjelasan lain cukup menarik. Harvey, di situs yang sama, mengatakan bahwa IV adalah singkatan dari dewa Romawi, Jupiter, yang ditulis IVPPITER. Jadi, jika IV diletakkan di dalam jam bangsa Romawi, maka jam itu akan bertuliskan 1, 2, 3, DEWA, 5. Jika dilihat dari kacamata bangsa Romawi, mungkin mereka tidak ingin nama tuhan mereka ditaruh di jam seperti itu. Namun, kalau dilihat dari kacamata Louis XIV , maka mungkin ia tidak ingin ada nama dewa pagan di permukaan jam. Mana yang benar ? kita tidak tahu.

Masih di situs yang sama, menurut Mialki, alasan penggunaan IIII bukan IV semata-mata masalah teknis. Jika IV yang digunakan, maka pandai besi harus membuat huruf I sebanyak 16 batang, huruf X sebanyak 4 batang, dan V sebanyak 5 batang. Masalahnya, pada masa itu, pandai besi hanya bisa ekonomis kalau membuat besi dalam kelipatan empat. Jika ditulis IV untuk "4", maka akan ada satu 3 batang huruf V yang terbuang. Sementara itu, jika "4" ditulis IIII, maka huruf V hanya dibuat empat batang--dengan demikian ekonomis--dan huruf I sebanyak 20 batang--juga ekonomis.

Sekali lagi, mana yang benar dari penjelasan ini ? Belum ada yang pasti. Namun, satu yang kita tahu sekarang adalah bahwa angka IIII di Jam Gadang bukanlah sesuatu yang unik, aneh atau dianggap sebagai misteri yang dikait-kaitkan dengan takhayul.

Justru dengan angka IIII itulah menjadikan sebuah bukti bahwa bangsa Eropa (Belanda) memang menjajah kita dulu dan tidak memberi kita barang yang jelek, justru yang bagus yang masih dipergunakan dan dibanggakan hingga sekarang.

Jam Gadang pada tahun 1933
Foto : tropenmuseum.nl

Jam Gadang terlihat dari kejauhan di salah satu sudut kota Bukittinggi sekitar tahun 1926–1940
Foto : tropenmuseum.nl

Senin, 01 April 2013

GEMPAR!!! Sebuah Jembatan Misterius Muncul Ditengah Laut

Masyarakat Dusun Sitembang, pulau Kangean Sumenep, dikejutkankan dengan munculnya jembatan ajaib di tengah laut. Selama ini warga belum pernah melihat orang membuat jembatan tersebut.

Jembatan atau pulau karang tersebut muncul pada Jumat (25/01) malam yang lalu. Sekitar pukul 23.50 WIB, salah seorang warga bernama Bukhori (47), melihat sinar di tengah laut tersebut. Sinar itu berupa api serta mengeluarkan asap. Bersamaan dengan sinar itu juga terdengar seperti ada orang kerja bakti. Tiba-tiba dipagi harinya sudah muncul jembatan tersebut.

“Kami sudah ke sana, memang ada jembatan yang tertata dari batu, sayang saya dengan rombongan tidak bisa terlalu dekat karena saat ini ombaknya besar,” kata Camat Arjasa Purwo Edi Prayitno, Rabu (30/01).

Jembatan ajaib itu panjangnya kira-kira 1,5 kilo meter dan lebarnya sekitar 7 meter dengan melintang ke arah barat dan timur. Anehnya lagi, jembatan tersebut tertata rapi seperti yang dibuat oleh manusia dan bahannya terdiri dari batu gunung.

“Itu sebelumnya memang tidak ada jembatan, makanya sangat ajaib tiba-tiba muncul jembatan, anehnya lagi itu sangat tertata rapi,” tuturnya.

Hingga saat ini, warga setempat tidak tahu siapa yang membuat jembatan tersebut. Mereka masih timbul tanda tanya besar dengan kejadian aneh yang sangat mengejutkan itu. Warga setempat menyebut jembatan itu dengan tangkis siluman.


Banyak masyarakat kangeyan yang menceritakan bahwa daratan di tepi laut yang sekarang ada jembatan ajaibnya memang dikenal sebagai daerah angker dan sering banyak makan korban jiwa. Daratan tepi pantai teresebut juga terkenal dulunya sebagai tempat orang-orang bertapa.

Ada yang lebih aneh, munculnya jembatan ajaib di Arjasa Kangean bersamaan dengan munculnya gundukan batu karang di perairan Desa Pelabuhan, Kecamatan Sepulu, Kabupaten Bangkalan, Madura. Gundukan karang tersebut menyerupai tangkis laut, semakin hari semakin tampak lebar. Padahal, sebelumnya lokasi pulau karang itu berupa laut lepas, sehingga banyak warga yang terkejut atas fenomena alam tersebut. Warga pun berbondong-bondong mendatangi tangkis laut yang seolah membentuk pulau tersendiri itu.

Seorang warga bernama Martain Masturi, warga setempat menuturkan, munculnya tangkis laut itu diketahui warga semenjak tiga hari lalu, tepatnya Jumat. Martain menambahkan, tumpukan karang itu berbentuk melingkar. Setiap hari gundukan karang itu semakin membesar.

”Semakin membesar tumpukannya, ketika air surut maka bentuk tangkis semakin kelihatan,”

Hal senada diungkapkan Munir, warga yang rela basah-basah melihat dari dekat. Dia menuturkan, pihaknya heran saja melihat gundukan karang yang membentuk pulau tersendiri. Kepala Desa Pelabuhan Supriadi menjelaskan, munculnya tangkis laut diperkirakan sudah satu pekan. Namun, warga baru mengetahuinya tiga hari yang lalu. Dikatakan, entah berasal dari kepercayaan atau tidak, sebelum ada tangkis laut itu di atasnya sering ada sinar, tapi kemudian hilang begitu saja.

”Sesepuh-sesepuh Pelabuhan dulu menyebutnya Takat Emas, dekat bibir pantai banyak Buju’ (Mdr, tempat dikeramatkan),” katanya.

Dua kejadian tersebut ada yang mengatakan bahwa telah terjadi pergeseran bumi sehingga yang awalnya terendam air laut, maka muncul kepermukaan laut. Ada juga yang mengatakan bahwa kejadian tersebut merupakan kekuasaan Tuhan yang telah ditunjukkan kepada hambaNya. Selain itu ada juga anggapan bahwa disekitar daratan pinggir laut tersebut ada kuburan wali yang ingin dilindungi dari hempasan gelombang laut. Sungguh banyak persepsi. Entah yang mana yang benar. Ini butuh penelitian lebih lanjut.

Penasaran Klik Disini Untuk Melihat Videonya