Minggu, 21 Oktober 2012

Bahaya dan Efek samping obat jerawat

Pada ibu hamil peningkatan hormon estrogen di trisemester pertama kehamilan kadang memunculkan efek samping seperti munculnya jerawat. Jika konsultasi ke dokter, biasanya akan diberi resep antibiotik. Tapi kalau ingin mengobati sendiri, usahakan untuk memakai produk pembersih wajah dengan kandungan salicylic
acid tidak lebih dari 2%. Usahakan tidak memilih produk jerawat berupa lotion, gel, krim atau peeling yang mengandung bahan salicylic acid. Selain ibu hamil juga terdapat efek samping pada orang normal (pria/wanita) diantaranya:

Meningkatkan risiko infeksi mata: Pemakaian obat untuk jerawat rupanya meningkatkan risiko terinfeksinya mata, seperti mata merah dan penyakit mata lainnya. Fakta tersebut didapatkan setelah sebuah penelitian di Universitas Tel Aviv dilakukan. Salah satu hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa mereka yang kerap kali menggunakan obat untuk jerawat memiliki risiko infeksi mata dua kali lebih besar daripada mereka yang tidak menggunakan obat untuk jerawat.
Obat-obatan ini menginfeksi mata dengan cara mengurangi produksi minyak dan air pada wajah, salah satunya adalah air mata. Mata yang kurang kelembaban akan cepat menjadi kering dan mudah teriritasi. Karena fungsi air mata adalah membersihkan dan melindungi mata dari benda asing, ketiadaan air mata otomatis menimbulkan infeksi pada mata. Infeksi akan diperparah jika penderita terus menerus menggosok matanya karena wilayah pusat kornea jadi menipis.

Menyebabkan depresi: Konsumsi dan pemakaian obat jerawt dalam jangka panjang bisa menyebabkan depresi. Tidak sedikit kasus bunuh diri yang terjadi para pengguna obat untuk jerawat yang depresi. Bagaimana bisa demikian? Obat untuk jerawat oral memang efektif membasmi jerawat dari dalam. Akan tetapi zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat mengakibatkan terganggunya produksi serotonin dalam tubuh.
Serotonin sendiri berfungsi untuk memicu rasa bahagia pada seseorang. Jika produksi serotonin terganggu, orang menjadi mudah stres dan depresi; dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Efek samping ini merupakan efek samping jangka panjang yang baru akan dirasakan setelah bertahun-tahun mengonsumsi obat tersebut.

Menyebabkan gangguan usus: Efek samping ini terjadi pada mereka yang mengonsumsi obat untuk jerawat jenis antibiotik. Antibiotik biasanya diresepkan oleh dokter kulit bagi mereka yang jerawatnya sudah sangat parah dan menahun. Memang, antibiotik dapat mengendalikan kemunculan jerawat dan membersihkan darah sehingga wajah terlihat lebih bersih. Namun konsumsi antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan gangguan usus berupa radang. Namun ini jarang sekali terjadi.

Tips sebelum menggunakan obat jerawat: 
  1. Pilihlah obat dengan berkonsultasi terlebih dahulu pada ahlinya (hal ini dikarenakan setiap kulit memiliki sensitifitas berbeda-beda)
  2. Usahakan obat yang akan anda konsumsi atau pakai memiliki nomor register dari BPOM
  3. Apabila anda membeli obat dari toko online, carilah review terlebih dahulu
  4. Pastikan anda mengetahui perbedaan antara obat yang asli dan palsu (umumnya perbedaan terletak dari tingkat kekentalan apabila itu berupa cream atau warna berbeda dengan yang asli)
  5. Bacalah kegunaan/manfaat, aturan pakai serta efek samping yang tertera pada botol ataupun bungkus obat
"item"'>
Pada ibu hamil peningkatan hormon estrogen di trisemester pertama kehamilan kadang memunculkan efek samping seperti munculnya jerawat. Jika konsultasi ke dokter, biasanya akan diberi resep antibiotik. Tapi kalau ingin mengobati sendiri, usahakan untuk memakai produk pembersih wajah dengan kandungan salicylic
acid tidak lebih dari 2%. Usahakan tidak memilih produk jerawat berupa lotion, gel, krim atau peeling yang mengandung bahan salicylic acid. Selain ibu hamil juga terdapat efek samping pada orang normal (pria/wanita) diantaranya:

Meningkatkan risiko infeksi mata: Pemakaian obat untuk jerawat rupanya meningkatkan risiko terinfeksinya mata, seperti mata merah dan penyakit mata lainnya. Fakta tersebut didapatkan setelah sebuah penelitian di Universitas Tel Aviv dilakukan. Salah satu hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa mereka yang kerap kali menggunakan obat untuk jerawat memiliki risiko infeksi mata dua kali lebih besar daripada mereka yang tidak menggunakan obat untuk jerawat.
Obat-obatan ini menginfeksi mata dengan cara mengurangi produksi minyak dan air pada wajah, salah satunya adalah air mata. Mata yang kurang kelembaban akan cepat menjadi kering dan mudah teriritasi. Karena fungsi air mata adalah membersihkan dan melindungi mata dari benda asing, ketiadaan air mata otomatis menimbulkan infeksi pada mata. Infeksi akan diperparah jika penderita terus menerus menggosok matanya karena wilayah pusat kornea jadi menipis.

Menyebabkan depresi: Konsumsi dan pemakaian obat jerawt dalam jangka panjang bisa menyebabkan depresi. Tidak sedikit kasus bunuh diri yang terjadi para pengguna obat untuk jerawat yang depresi. Bagaimana bisa demikian? Obat untuk jerawat oral memang efektif membasmi jerawat dari dalam. Akan tetapi zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat mengakibatkan terganggunya produksi serotonin dalam tubuh.
Serotonin sendiri berfungsi untuk memicu rasa bahagia pada seseorang. Jika produksi serotonin terganggu, orang menjadi mudah stres dan depresi; dan memilih untuk mengakhiri hidupnya. Efek samping ini merupakan efek samping jangka panjang yang baru akan dirasakan setelah bertahun-tahun mengonsumsi obat tersebut.

Menyebabkan gangguan usus: Efek samping ini terjadi pada mereka yang mengonsumsi obat untuk jerawat jenis antibiotik. Antibiotik biasanya diresepkan oleh dokter kulit bagi mereka yang jerawatnya sudah sangat parah dan menahun. Memang, antibiotik dapat mengendalikan kemunculan jerawat dan membersihkan darah sehingga wajah terlihat lebih bersih. Namun konsumsi antibiotik yang berlebihan akan menyebabkan gangguan usus berupa radang. Namun ini jarang sekali terjadi.

Tips sebelum menggunakan obat jerawat: 
  1. Pilihlah obat dengan berkonsultasi terlebih dahulu pada ahlinya (hal ini dikarenakan setiap kulit memiliki sensitifitas berbeda-beda)
  2. Usahakan obat yang akan anda konsumsi atau pakai memiliki nomor register dari BPOM
  3. Apabila anda membeli obat dari toko online, carilah review terlebih dahulu
  4. Pastikan anda mengetahui perbedaan antara obat yang asli dan palsu (umumnya perbedaan terletak dari tingkat kekentalan apabila itu berupa cream atau warna berbeda dengan yang asli)
  5. Bacalah kegunaan/manfaat, aturan pakai serta efek samping yang tertera pada botol ataupun bungkus obat

0 komentar:

Posting Komentar